21 November 2009

Makna Waktu

Waktu adalah sesuatu yang tak akan pernah kembali.
Dia akan berjalan terus, walaupun ada yang menangis bersujud memintanya berhenti.
Orang yang hebat adalah orang yang bisa berjalan beriringan dengan waktu, bukan orang yang tertinggal oleh waktu.
Waktu, kadang terasa cepat tapi juga kadang lambat.
Jadi apa arti waktu bagi kita yang hidup di masa kini?
Ada cuplikan dari suatu pepatah bijak:

Bila kau ingin tau:

Makna 1 tahun > tanyakan pada siswa yang tidak naik kelas.

Makna 1 bulan > tanyalah kepada ibu yang melahirkan prematur.

Makna 1 minggu > tanyalah seorang editor majalah mingguan.

Makna 1 hari > tanyalah seorang yang bekerja dengan gaji harian.

Makna 1 jam > tanyalah seorang gadis yang sedang menunggu kekasihnya.

Makna 1 menit > tanyalah seseorang yang ketinggalan kereta.

Makna 1 detik > tanyakan pada atlet lari 100 meter.

Atau jika kau ingin tahu tentang makna waktu dan hidup > tanyakan pada orang yang akan dihukum mati esok hari.


Taken fr: Cafe - Nov'08

13 November 2009

Perpisahan Lagi...

Hmmm...nampaknya yang satu ini ga pernah jauh-jauh dari hidupku...
Datang dan pergi...

Datang dengan sejuta rasa bahagia...
Pergi dengan sejuta kecewa...

Datang dengan membawa sejuta janji...
Pergi dengan membawa sejuta mimpi...

Akh...mengapa?
Apakah hidup ini harus selalu kutangisi...
Ataukah harus kusyukuri...

Menangis karena yang datang telah pergi...
Mensyukuri karena yang terjadi merupakan pelajaran yang berarti...

Perpisahan silih berganti...
Ditinggalkan berulang kali...
Terasa sepi dan sunyi...
Seakan ingin rasanya hidup ini ku akhiri...

Aku mengadap padaMu...
Dengan linangan air mataku...
Yang setiap saat membanjiri altar kudusMu...
Berapa lama lagi...yah...berapa lama lagi...
Kau genapi sukacita yang Kau janjikan padaku...

Perpisahan lagi yang terjadi padaku...
Apakah ada maksudMu?
Belum cukupkah yang kemarin-kemarin itu, Tuhan?
Apa yang mesti ku ubah?

Ampuni aku...
Kadang aku tidak paham akan jalanMu...
Beri aku pengertian dan terangMu...
Agar aku mampu melihat dengan jelas...
Ya Tuhan...bahwa Kau tak pernah menyakiti hatiKU...



25 July 2009

Jembatan Hidupku

Terbentang jelas dihadapanku...
Sebuah jembatan panjang,
seakan tak berujung,
bila ku lihat dari tempat kuberpijak,
saat itu...

Ku ragu tuk sebrangi...
Ku ragu tuk lewati...
Ada apakah diujung sana?
Aku belum bisa melihatnya...
Ada sukacita'kah?
Ada damai'kah?
Ada cinta'kah?
Atau...sebaliknya?

Aku mulai menyeberang...
Memberanikan diri tuk melangkah...
Menyeberang...
Dari kenyamanan ku
Dari kebebasan ku
Dari hasrat ku
Dari cinta ku...
Yang lama,
biarlah kini kutinggalkan semua...

Aku telah menyeberang...
Walau disini tak nyaman
Walau disini penuh rasa sakit
Walau disini ku ditolak
Walau disini ku kesepian
Walau disini ku menahan rindu yang pahit...
Tapi ku ingin tetap bertahan,
dan harus bertahan,
karena ku tahu, ya Tuhan,
bukan suatu kebetulan Kau tempatkan aku disini,
tapi...
Ada rencana Mu
yang besar dan sangat indah,
untuk ku nikmati...

Yah...
Kini aku telah berada diseberang...
Menanti saat Mu tiba,
untukku...
Hanya untukku, ya Tuhan!


(Dua bulan sudah, aku disini, Ya Tuhan...jangan pernah tinggalkan aku, sertai aku selalu...karena ku tak mampu tanpa Mu!)

"JESUS, It's me, Tere...Your beloved daughter"

20 July 2009

Jalan Yang Ku Lalui

Ini sebuah cerita pendek
Tentang jalan yang ku lewati...setiap aku berangkat kerja...
Saat keluar rumah...jalan itu cukup halus, walau belum di aspal...
Kemudian, jalan berbatu-batu...sama sekali tidak nyaman untuk di lalui...
Lalu...jalan raya, beraspal, yang sangat mulus...(tapi lebih2 kulitku lho! ehm...)
Trus...ada jalan yang naiiiik....wow....lalu turuuuun....
Kemudian, naiiiik lagiiiii.....lalu turuuun lagiii....
Setelah itu luruuuus...mulus....sampailah di persimpangan empat,
lalu aku belok ke kiri...jalannya cukup enak dilalui...
Tiba lagi di bersimpangan empat, biasanya tiap kali sampai di sini,
aku pasti kena lampu merah! (harus sabaaar mbaakyu...)
Trus, belok ke kanan...langsung belok ke kiri....mulai memasuki zona yang tidak nyaman lagi!
Setelah enak dapat jalan mulus...harus menghadapi jalan yang tidak menyenangkan!!!
Berbatu-batu...besar-besar sekali dan berlubang-lubang juga!!!
Pernah sekali, ban sepeda motorku gembos di situ...
yang mengakibatkan aku harus ganti ban dalam, karena bannya pecah!!!
Ya ampun! Pagi-pagi, sepeda motorku dah sarapan Rp. 30.000,- nie!
Aku aja belum sempat sarapan tuh...ih, menyebalkan!
Akhirnya jalan mulus kembali...melewati sebuah jembatan...naik,
kemudian langsung ke kiri...lalu ke kanan...teruuuuus aja...jalannya cukup lumayan,
tapi ada bau sampah yang kadang-kadang menyengat hidungku...
maklum...jalannya kecil dan di daerah perkampungan...
Luruuuuuus aja....dari jauh, nampak Hotel di mana aku bekerja!
Sampaiiii deh.....

Dari setiap jalan yang ku lalui menuju kantor...
Ternyata pagi ini, aku memperoleh hikmat yang tak terduga...dari-NYA
Lihatlah anak-KU...jalan yang kau lalui...
Resapilah apa yang kau rasakan, setiap kau melewati jalan-jalan itu...
Demikian pula hidup mu...yang harus kau jalani...ketika kau mengikuti AKU
Kadang kau merasa nyaman dan senang...
Kadang kau merasa susah dan merasa berat melewatinya...
Kadang kau harus berhenti sejenak...menenangkan dirimu...dalam keheningan
Kadang ada pergumulan yang harus kau lalui...sehingga kau harus mengorbankan apa yang kau miliki...
Begitulah jalan-KU...untukmu, anak-KU...
Tidak selamanya indah mengikuti-KU...
Kau harus kuat melewati semuanya itu...bila ingin sampai kepada-KU
Percayalah...AKU lah yang menyertai setiap jalanmu
dan yang membakar dirimu, agar selalu berkobar-kobar mencintai-KU...
dan mau mengikuti jalan yang KU sediakan bagimu...anak-KU!

09 June 2009

P U S H

Tahukah anda apa arti kata PUSH? Tentu saja, artinya adalah DORONG...

Kata PUSH sering kita lihat tertulis dipintu, baik pintu di toko-toko, supermarket, kantor-kantor, bahkan tak jarang di pintu toilet'pun tertulis kata PUSH. Artinya, kita dapat membuka pintu itu kalau DIDORONG...

Namun, suatu hari, saya menemukan arti baru dari kata PUSH. Tepatnya ketika saya mendengar kotbah dari Pdm. Jeffry S. Tjandra, tentang bagaimana kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu. Memohon sesuatu kepada Tuhan, memang ada yang langsung terjawab, tetapi ada juga harus menunggu waktu, bukan waktu kita, tetapi waktunya TUHAN!

Memang waktu, dapat melunturkan iman kita sebagai anak-anak TUHAN. Bagaimana tidak, bila doa kita tidak kunjung datang jawabannya, kita sudah cemas dan menuduh TUHAN tidak sayang kepada kita. Kita menganggap TUHAN bekerja sangat lambat! Yah, sangat lambat, menurut pemikiran kita...

Saudaraku, jangan menghakimi TUHAN kita...DIA tahu yang terbaik buat kita, menurut pemikiran dan waktu TUHAN sendiri. Bukankah TUHAN pernah berfirman,"Rancangan-KU bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-KU." (Yes 55:8).

Berdoa dengan tiada jemu. Kita harus selalu mendorong diri kita agar tidak pernah berhenti berdoa, sampai kita mendapatkan jawaban dari TUHAN. Bila kita selalu mendorong, maka pintu itu akan semakin terbuka dan akhirnya akan terbuka lebar untuk kita, bila kehendak kita sesuai dengan kehendakNYA.

Tahukan anda, ada arti Alkitabiah dari kata 'PUSH', yang sering kita lihat itu?

P = PRAY (Berdoa)
U = UNTIL (Sampai/Hingga)
S = SOMETHING (Sesuatu)
H = HAPPEN (Terjadi)

Semoga, dengan membaca tulisan ini, setiap anda yang melewati sebuah pintu bertuliskan PUSH, dapat selalu teringat, UNTUK BERDOA DENGAN TIDAK JEMU-JEMU!

TUHAN memberkati!

06 June 2009

Ketika Hati Gundah Gulana

Kuatir? Untuk apa kuatir? Apa untungnya kuatir?
Itu tak kan mencegah datangnya kesusahan
Itu malah membuat pencernaanmu kurang baik dan susah tidur
Dan membuat hari-hari yang secerah apapun tampak suram

Itu hanya membuat keningmu berkerut
Nada bicaramu tajam
Kita menjadi tidak rukun hidup bersama orang lain
dan tidak tenang hidup sendirian
Kuatir? Untuk apa kuatir? Apa untungnya kuatir?
Itu tak kan mencegah datangnya kesusahan

Berdoa? Untuk apa berdoa?
Apa untungnya berdoa?
Berdoa sungguh mengubah segalanya
Membaharui kehidupanmu
Itu baik untuk pencernaanmu, membuat tidurmu nyenyak
Dan membuat hari-hari yang sesuram apapun tampak cerah

Itu memberikan senyum di bibirmu
Nada kasih dalam bicaramu
Membuatmu rukun hidup dengan orang lain
dan tenang hidup sendirian
Berdoa? Untuk apa berdoa?
Apa untungnya berdoa?
Itu membuat Allah turun dari surga
untuk hidup dan berkarya denganmu

dari buku: "Dengan Doa, Segalanya Menjadi Mungkin" by Charles L. Allen

Gangguan Dalam Doa

Ah, Tuhan yang terkasih!
Aku tidak bisa berdoa
Angan-anganku terikat
Gangguan yang tak pantas datang
Memaksa pikiranku menyimpang dariMU

Aku masih belum bisa berdoa, Tuhan dan Engkau mengetahuinya
Hal yang menyakitkan bagiku
Mengalami pergumulan pikiran yang sia-sia
Yang memisahkan ku dari Engkau

Tuhan-ku yang agung
Ajarilah aku bagaimana menghargai waktu yang membosankan ini
Ketika aku bisu dan bodoh di depan WajahMU
Dalam dusta ibadah tanpa pengharapan

Dagingku benar-benar resah
Batinku menjadi lelah
Akupun berlutut, menghancurkan kedalamannya
Dalam pergulatan yang mempesona

Yang ku tau, ya Tuhan, Engkau seringkali hadir
Dalam doa yang kacau dan lemah
Seorang berdosa yang berdoa dari hatinya
Akan menemukan Engkau disana

Dunia yang tampak sangat suram sepanjang hari
Menjadi terang benderang ketika ku berdoa
Dan rencana yang tak ku pikir
Bangkit dan menemuiku

Harapan baru mulai hidup
Masa lampau dan masa depan bercampur dengan gembira
Ketika memikirkan Engkau
Damai seejahtera MU tinggal jauh di dalam

by: tere

13 April 2009

Anak Yang Hilang

Ada satu masa dalam hidupku, karena dosa dan kesalahan yang pernah aku perbuat, sehingga membuatku tidak berani untuk menghadap kepada Tuhan, bersujud dan bertelut dihadapanNYA. Sangat tidak layak menghadap hadiratNYA yang maha kudus...terlalu kotor dan tak pantas, demikian yang aku rasakan...walau pengakuan dosa telah ku lakukan dihadapan seorang Imam, namun aku merasa tidak pantas untuk menerima anugerah pengampunan yang telah diberikanNYA kepadaku...

Suatu hari, sekitar bulan Agustus 2008 yang lalu...Tuhan telah memberi hikmat yang sungguh luar biasa bagiku! Saat aku dan kedua anak ku selesai misa kudus di Gereja Katedral HKY Surabaya, seperti biasanya, mereka minta bermain di kolam ikan dekat Gua Maria. Saat mereka sedang bermain, aku bertemu dengan seorang teman mudika, sudah sangat lama kami tidak pernah berjumpa. Saat itu kami berbincang-bincang tidak jauh dari kolam ikan, dimana kedua anak-anakku sedang bermain. Hanya sekitar 5 menit perbincangan itu terjadi...setelah 'say good bye' dengan temanku itu, aku pun kembali ke kolam ikan untuk mengajak anak-anakku pulang.

Betapa terkejutnya aku, ketika melihat, anak sulungku, Daniella, tidak ada di lokasi, hanya adiknya saja, Richard yang ada di situ. Aku pun memanggil-manggil namanya,"Ella...Ella." Berharap Ella menjawab panggilanku...namun tidak ada jawaban.

Aku mulai panik! Aku pun bertanya kepada Richard,"Mana Cece (kakak)?" Richard hanya menggeleng-geleng tidak mengerti. Yah, dia masih terlalu kecil...belum mengerti. Saat itu juga, aku segera berkeliling halaman gereja, aku hubungi setiap petugas gereja, dan siapa saja yang aku temui aku tanyai...apakah ada yang melihat putri kecilku???

Sangat panik...amat panik, sehingga aku menangis! Dimana Ella? Kucari ke dalam gereja, belakang gereja, toko buku, sampai sekolahan yang terletak di belakang gereja juga, namun tidak ada! Aku lemas seketika....aku merinding, membayangkan hal-hal yang buruk yang mungkin terjadi pada Daniella...Ya, Tuhan! Aku berseru...dimanakah putri kecilku? Engkau tahu dimana dia, Tuhan...Jagalah dia, lindungi dia dari segala yang jahat dan dari bahaya...pintaku, sambil tak hentinya menangis ketakutan.

Akhirnya aku bertemu dengan seorang Bapak Satpam, beliau bertanya,"Ibu naik apa ke Gereja?" Akupun menjawab,"Sepeda motor, Pak, mengapa?" "Apa Ibu sudah mencari ke parkiran sepeda motor, mungkin anak ibu ke sana,"jawab Pak Satpam. Aku sempat berpikir, tidak mungkin Daniella ke sana, karena cukup jauh letaknya tempat parkir itu...apakah dia berani berjalan sampai ke sana?

Namun aku tidak mau putus harapan, aku cepat-cepat menuju ke parkiran sepeda motor juga, berlari dan menangis, sambil menggendong si kecil Richard. Tiba di parkiran, betapa terkejutnya aku, disana aku melihat Daniella sedang duduk dengan mata yang basah tidak jauh dari sepeda motorku...Terima kasih Tuhan!!! Begitu bahagianya hatiku...aku langsung berlari memeluknya dan menciumnya berulang-ulang kali....oh, anakku!

Segera aku memberi tahu satpam dan orang-orang yang telah membantu mencari Daniella dengan sukacita, bahwa aku telah menemukannya. Kemudian aku membawa kedua anakku ke kafetaria di gereja, untuk minum...mataku berkaca-kaca memandang anak-anakku...Terima kasih Tuhan!

Sesampai di rumah, saat anak-anakku tidur siang, aku terdiam dan merenung sejenak akan peristiwa yang terjadi tadi...begitu khawatir dan ketakutannya aku, dan begitu sukacitanya diriku saat menemukan kembali Daniella, anakku...seketika, aku mendengar sapa lembut Tuhan di dalam hatiku...

"Theresia, telah kau rasakan sendiri, bagaimana sukacitanya dirimu, saat kau menemukan kembali anakmu yang hilang...Tahukah kamu, AKU-pun merasakan sukacita yang tak terhingga, saat kau datang padaKU untuk memohon pengampunan dan menyatakan tobatmu dihadapanKU! AKU menyambutmu dengan penuh kasih dan kegembiraan...seperti seorang ayah yang menyambut kembali anaknya yang telah pergi meninggalkannya...anak yang hilang, kini telah kembali...AKU telah menemukan kembali dombaKU yang hilang."

Aku tertunduk dengan berderai air mata, merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh Tuhan, merupakan pengalaman yang terindah dalam hidupku! Terima kasih Tuhan...atas hikmat yang luar biasa yang sudah Tuhan berikan dalam hidupku...Terima kasih telah menyambutku kembali dalam pelukanMU...

Malam hari, aku mengajak kedua anakku berjalan-jalan ke Mall. Disana, mereka minta bermain di sebuah taman bermain atau Play Ground. Saat itu, tak sedetikpun aku mengalihkan pandanganku dari anak-anakku...aku sangat khawatir dan takut akan kehilangan mereka kembali...Aku mengamati kemanapun mereka pergi, serasa mataku tidak berkedip sedikitpun.

Seketika itu juga, Tuhan seakan berbicara melalui hatiku,"Lihatlah, engkau tidak berani berkedip dan mengalihkan pandanganmu dari anak-anakmu...karena peristiwa hilangnya anakmu tadi siang. Demikianpun AKU...saat engkau kembali kepadaKU, maka AKU tidak akan pernah melepaskan pandanganKU sedetikpun darimu...AKU akan selalu melihatmu...Aku tidak akan membiarkanmu hilang lagi dari-KU...AKU akan selalu menyertaimu, kemanapun engkau pergi, takkan KU biarkan engkau tersesat!"

Aku menangis terharu dalam hatiku... Ya,Tuhan...sungguh besar kasih dan cintaMU kepadaku...anugerah pengampunan yang KAU berikan sungguh mulia oleh karena kasih karunia dan kerahimanMU, Tuhan...

Saudaraku...hikmat yang Tuhan berikan kepadaku, memberi pesan, bahwa:

SEDALAM APAPUN KITA TERPURUK DALAM DOSA, SEBERAT APAPUN KESALAHAN KITA, DAN SEKOTOR APAPUN KEHIDUPAN KITA KARENA DOSA, INGATLAH...BILA KITA MAU BERTOBAT DAN DENGAN RENDAH HATI MEMOHON AMPUNAN-NYA, MAKA KERAHIMAN TUHAN AKAN MEMBERIKAN KITA KELEGAAN DAN MEMBUAT KITA LAYAK UNTUK DATANG DEKAT DENGAN-NYA.

APABILA TUHAN SUDAH MENEMUKAN KITA KEMBALI KE DALAM JALAN-NYA, YAKINLAH...BAHWA SEDETIKPUN TUHAN TIDAK PERNAH MELEPASKAN PANDANGAN-NYA DARI KITA, DIA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN KITA DAN TIDAK MEMBIARKAN KITA BERJALAN SENDIRI...SEPERTI JANJINYA KEPADA KITA," AKU AKAN MENYERTAIMU SENANTIASA SAMPAI AKHIR JAMAN."

Amin ya, Tuhan...
Semoga hikmat yang aku terima dari Tuhan ini, dapat juga memberkati Anda yang membacanya...Praise the Lord!



Tuhan Kau Sungguh Baik

Hari-hari yang tlah ku lalui
Kusaksikan betapa karyaMu
Selalu nyata, indah dalam hidupku
Tuhan Kau sungguh baik

Banyak peristiwa dan kejadian
Membuat diri smakin menyadari
Bahwa rancangan Mu indah dalam hidupku
Tuhan Kau sungguh baik

Reff:
Ku kagum akan Kau Tuhanku
Engkau melebihi apapun di dunia ini
Takkan ku berhenti tuk slalu memujiMu
Tuhan Kau sungguh baik

Lagu "Tuhan Kau Sungguh Baik" oleh Jeffry S. Tjandra di Album Live Worship 3

"Tuhan...memang Engkau sungguh baik...teramat baik bagiku...
KaryaMu ya Tuhan...sungguh nyata dalam hidupku...
Terima kasih, ya Tuhan!" .....dari anakMu, Theresia.

05 March 2009

Tuhan Tidak Mau Berhutang

Cerita ini saya alami hari Senin, 2 Maret 2009 yang lalu. Saat pulang kerja, hujan turun dengan derasnya. Seperti biasanya, sepulang kerja, saya menuju ke tempat Taman Penitipan Anak (TPA) untuk menjemput anak-anak saya. Tetapi karena hujan yang cukup deras, saya pun menitipkan sepeda motor saya ke rumah seorang teman yang tidak jauh letaknya dari TPA, karena saya tidak berani dalam hujan menggonceng 2 anak sekaligus. Lalu, saya naik becak untuk menjemput anak-anak saya.

Sampai di TPA, saya-pun mengajak anak-anak saya untuk segera masuk ke dalam becak. Saat itu saya memperhatikan abang becak yang menggigil kedinginan, karena tidak memakai jas hujan. Kasihan si bapak, kataku dalam hati. Lalu becak-pun berjalan menuju rumah.

Sesampai di rumah, saat saya turun dari becak itu, seakan suara hati saya berbicara,"Berikan uang lebih pada abang becak untuk membeli jas hujan!" Saya sempat tertegun sejenak...dan spontan menjawab,"Ya, Tuhan? Beri berapa?" Saya lalu melihat ke dalam dompet saya, ada selembar uang 20 ribu Rupiah, langsung saya ambil.

Saya lalu memanggil si abang becak, untuk membayar ongkosnya. Kemudian, saya pun menyerahkan uang 20 ribu lagi kepadanya sambil mengatakan,"Bapak, uang ini buat beli jas hujan ya! Jangan lupa ya,Pak...kalau tidak pakai jas hujan nanti bisa sakit, sekarang obat sangat mahal, Pak!" Si abang becak agak terkejut dan kemudian sambil menunduk dia mengucapkan terima kasih.

Malam hari, saya ke sebuah Mall yang tidak jauh dari rumah, mengajak anak-anak saya untuk membelikan mereka sepatu sekolah. Kami berkeliling dalam Mall sekitar 2 jam, sampai akhirnya Mall mulai sepi karena waktu menunjukkan pk. 9 malam. Akhirnya saya dan anak-anak bergegas menuju lift untuk turun ke lantai bawah. Ada dua lift disana. Keduanya berhenti pada saat yang sama. Lalu saya memilih masuk dalam lift yang sebelah kiri, sepi, hanya saya dan anak-anak. Tapi betapa terkejutnya saya, ketika masuk dalam lift, saya melihat ada 2 lembar uang 10 ribu Rupiah di lantai lift tersebut! Saya pikir, itu hanya uang mainan anak-anak saja. Ketika saya mengambilnya, lha kok uang beneran! Spontan saya langsung teringat uang 20 ribu Rupiah yang saya berikan ke abang becak sore hari tadi...Ya, Tuhan!!!

Saya sangat terharu sekali dan menangis saat itu...saya tahu, ini adalah perbuatan Tuhan! Saya sangat yakin, kalau bukan Tuhan, tidak mungkin ini bisa terjadi...Saat itu juga, saya merasakan hadirat Tuhan dalam lift tersebut, sedang tersenyum memandang saya...

Tuhan, terima kasih...sekali lagi, Tuhan mau mengajarkan hikmat pada saya! Tuhan meminta saya untuk memiliki hati yang berbelas kasih kepada si abang becak dengan memberi uang 20 ribu Rupiah...dari hati saya. Ketika saya taat, Tuhan-pun mau mengembalikan 20 ribu Rupiah itu kepada saya..."Tuhan tidak mau berhutang pada saya!" pikir saya sambil tersenyum.

Seperti kata Mother Teresa," Setiap orang kristen diminta untuk banyak berbuat kebaikan selama hidupnya. Tetapi saat kita mati, Tuhan tidak akan menanyakan, seberapa banyak kebaikan yang sudah kita perbuat, tetapi yang Tuhan tanyakan adalah "SEBERAPA BESAR ENGKAU MELETAKAN HATIMU" dalam setiap perbuatan baik itu."

Semoga hikmat yang saya dapat hari ini, bisa menjadi berkat bagi Anda semua yang membacanya...Tuhan memberkati!

24 February 2009

Tujuh Keajaiban Dunia

Menurut buku "Senyuman Kumpulan 100 Cerita Bijak" bahwa tujuh keajaiban dunia bukanlah Taj Mahal di India, Piramida di Mesir, Tembok Besar China, Menara Pisa di Italia, Kuil Angkor, Candi Borobudur di Indonesia, Menara Eiffel di Prancis. Sebenarnya, tujuh keajaiban dunia ada di dalam diri manusia, bukan dari bangunan-bangunan tersebut.

Di dalam buku yang ditulis oleh Yustinus Sumantri Hp, SJ itu, disebutkan bahwa ada tujuh keajaiban dunia, yakni: 1) Bisa Melihat 2) Bisa Mendengar 3) Bisa Menyentuh 4) Bisa Menyayangi 5) Bisa Merasakan 6) Bisa Tertawa 7) Bisa Mencintai.

Alangklah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya 'keajaiban'. Sementara kita hanya melihat semua yang dikaruniakan Tuhan kepada kita adalah 'biasa'. Semoga dengan tulisan ini, kita makin diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan kita. Amin

Diambil dari lembar SUARA Gereja Kelsapa, Surabaya, edisi Februari.

16 February 2009

TUHAN-ku Berkuasa

TUHAN hanya kepadaMU
Kudapat s'lalu berharap
KAU tak kan pernah membiarkan
Ku bergumul sendirian...

Didalam kelemahanku
KuasaMU jadi sempurna
KAU tak kan pernah tinggal diam
Untuk memb'ri pertolongan...

Reff:
TUHAN-ku berkuasa
Untuk melakukan
Perkara yang besar
DIA ajaib bagiku

TUHAN-ku berkuasa
Untuk memberikan
Kemenangan besar
Didalam hidupku


Ciptaan dan dinyanykan oleh: Sari Simorangkir

04 February 2009

Bercanda Dengan Tuhan

Kesaksian ini adalah kelanjutan dari kesaksian yang berjudul "Taruhan Bersama Tuhan" yang saya posting kemarin.

Saat misa berlangsung, kekhawatiran saya akan hujan yang tidak kunjung henti, makin bertambah setiap detik yang saya lalui. Apalagi terdengar dengan jelas, suara gemuruh dari atas atap gereja, yang semakin mengkhawatirkan hati saya,"Tuhan, please...jangan hujan terus, tapi kalau Tuhan mau hujan turun terus, biarlah turun, tapi...jangan sampai banjir ya, Tuhan."

Itu doa yang saya ucapkan selama misa berlangsung. Kekhawatiran saya akan hujan deras, hujan yang sangat awet, yang dapat menyebabkan banjir dimana-mana, khususnya di daerah rumah saya dan rumah kakak saya yang ingin saya tuju, banjirnya bisa sampai sepaha orang dewasa. Gemuruh diatas atap gereja semakin menciutkan hati saya, membuat pikiran saya melayang-layang ke arah yang menakutkan! Saya membayangkan saat menjelang malam begini, dingin, basah, dengan rasa lapar di perut, bila banjir...mogok pula!!! Duuuh, harus mendorong motor sampai rumah.... "Sangat menakutkan sekali Tuhan!"bisik saya dalam hati.

"Jangan terlalu khawatir, Theresia,"suaraNYA berbisik di hatiku.

"Duuuh, Tuhan...saya ngeri sekali membayangkan semua ini. Kenapa hujan tidak KAU hentikan saja Tuhan...biar saya tidak sekhawatir ini,"jawab hati saya.

"Tidak percayakah engkau akan pimpinan dan penyertaanKU?"tanya Tuhan.

"Ya Tuhan, saya percaya. Baiklah Tuhan...meskipun nanti banjir dan motor saya mogok, saya mau yakin Tuhan tetap menemani saya yaaa...Tuhan kasih kekuatan, supaya nanti saya kuat mendorong motor saya,"saya memohon, sambil tersenyum-senyum sendiri (moga tidak ada umat yang melihat ya?! he.he.he.)

"Tak perlu khawatir,"jawab Tuhan singkat, sambil tersenyum (demikian yang hatiku rasakan, bahwa saat itu Tuhan tersenyum menjawab permohonanku).

Misa-pun berjalan dalam bimbingan Tuhan. Saat Misa Kudus selesai, saya bergegas memakai jaket dan menggulung celana panjang saya. Masih terdengar dengan jelas suara gemuruh hujan dari atap gereja. "Saya siap Tuhan!"seru saya, seperti mau maju berperang bersama hujan dan banjir, he.he.he.

Saya-pun keluar dari pintu samping gereja (karena kalau hari biasa, pintu depan gereja ditutup). "WHAAAAT?!!!"saya tidak percaya apa yang saya lihat saat itu. Tidak ada hujan, tidak ada banjir besar, yang ada hanya genangan air pertanda baru saja hujan turun. Mengapa begitu??? bukankan dari tadi gemuruh hujan terdengar jelas saat saya di dalam gereja?

Akhirnya saya ingat, ya ampunnn...bukankah diatas atap gereja ada 'exhaust' besar yang berputar-putar itu, yang menyebabkan bunyi gemuruh sepanjang misa tadi. "Ha.ha.ha.ha,"saya tertawa sendiri, menertawakan diri saya sendiri...yang khawatir berlebihan!

"Ya Tuhan, Engkau sungguh luar biasa!"mulut saya langsung memuji DIA."Benar kataMU ya, Tuhan, bahwa tidak ada yang perlu saya khawatirkan!"

Sepanjang jalan, tidak ada hujan yang turun ke bumi. Saya merenungkan apa yang sudah Tuhan perbuat pada saya.

"Theresia, mengertikah apa yang Aku ajarkan hari ini?"tanya Tuhan pada saya.

"KEKHAWATIRAN SEKECIL APAPUN TIDAK LAYAK DIHADAPANKU, JANGAN PERNAH ADA RASA KHAWATIR DALAM KEHIDUPANMU, KARENA AKU LEBIH BERKUASA ATAS SEGALA SESUATU YANG TERJADI DAN YANG AKAN TERJADI,"ajar Tuhan pada saya.

"Maafkan saya ya, Tuhan,"saya mohon ampun padaNYA. "Terima kasih mau mengajari saya dengan hikmatMU."

"Lihatlah kembali kekhawatiranmu tadi,"kata Tuhan dengan tersenyum. "Adakah gunanya kekhawatiranmu yang sangat berlebihan itu?"

"Tidak ada gunanya, Tuhan,"jawab saya dengan malu. "Maafkan saya ya, Tuhan. Kekhawatiran saya tadi sudah terlalu jauh dan keterlaluan."

Terima kasih Tuhan! Engkau sudah beri hikmat yang luar biasa besar bagi pertumbuhan iman anakMU ini. Semoga Anda yang membaca kesaksian saya ini, juga mendapat berkat yang besar dari Allah Bapa kita, Tuhan Yesus Kristus. Amin.


03 February 2009

Taruhan Bersama Tuhan

Kemarin, hampir seharian hujan mengguyur kota Surabaya. Sepulang kerja, saya berencana ke rumah kakak saya di kawasan Perak. Sepanjang jalan yang saya lewati, hujan rata menjatuhkan titik-titik airnya di bumi, membuat badan saya cukup basah, walau sudah tertutup jas hujan.

Saya berniat untuk ibadah sore, karena kemarin adalah hari raya Yesus dipersembahkan di Kenisah, di gereja Kelsapa-Kepanjen, karena searah menuju rumah kakak saya. Walau hujan mengguyur dengan deras, saya tetap berniat kukuh datang ke gereja, walau dalam hati saya ada rasa khawatir akan hujan yang dapat menyebabkan banjir di sepanjang jalan.

Saya-pun menjadi umat yang pertama tiba di gereja, jam menunjukkan pukul 15:12 WIB, masih terlalu awal...pikir saya. Saya lalu sujud dan berdoa di hadapan Sakramen Maha Kudus. Jarang-jarang saya bisa duduk depan seperti ini, karena selama ini kalau saya misa pasti duduk di belakang, karena saya membawa anak-anak saya yang tak jarang rewel kalau di gereja.

Selesai berdoa, saya melihat waktu menunjukkan pukul 15:35, masih 4 orang umat di dalam gereja, termasuk saya. "Tuhan, masa cuma 4 orang yang datang di PestaMu?"keluh saya dalam hati. Saya sempat membayangkan, bagaimana seandainya misa harian juga seramai misa hari Minggu...ah, indahnya! Tapi kenyataannya, sepiiii....

"Tuhan, datangkan umatMu, dari timur, barat, utara dan selatan gereja ini, agar mereka dapat hadir ditempat ini, saat ini,"ucapku dengan lirih sekali.

"Berapa yang kamu minta, Theresia?" ada Suara yang menyapa hati saya saat itu...saya sempat terkejut, dan saya-pun mengarahkan pandangan ke Sakramen Mahakudus.

"Tuhan, paling tidak ada 10 orang umat merayakan PestaMu sore ini,"jawab saya lirih.

"Kamu minta 10 orang?"Tuhan bertanya lagi.

"Ya Tuhan, paling tidak 10 orang, tidak sesepi ini, hanya 4 orang yang ada saat ini,"jawab saya.

"Aku akan memberi 20 orang, bahkan lebih...bagaimana menurutmu Theresia?"tanya Tuhan sekali lagi, seakan mengajak saya 'taruhan'.

"Hah? Lebih dari 20? masa sih Tuhan...kurang 10 menit lagi misa akan dimulai, apa iya lebih dari 20 orang bisa tiba disini?"saya menjawab dengan nada ragu.

"Kau lihat saja, anakKU,"kata Tuhan sambil tersenyum (saya rasakan DIA sedang tersenyum).

Tidak berapa lama, muncul satu persatu umat masuk dalam gereja...2 orang, 4 orang....8 orang, dan 10 orang!!! Wow, permintaan 10 orang sudah dipenuhi Tuhan....Saya mengucap syukur padaNYA, "Terima kasih Tuhan!"

"Masih ada lagi, lihatlah...,"kataNYA.

Tak lama, bermunculan lagi satu demi satu...saya rasanya ingin menangis, 2 orang lagi...6 orang lagi...10 orang dan...20 orang...Ooh, Tuhan!!! Sudah 20 orang KAU tambahkan lagi....saya menangis dalam hati, merasa malu pada diri saya sendiri yang telah meragukanNYA. "Maafkan aku Tuhan!"

Tepat, saat lonceng berbunyi, saya pun menghitung seluruh jumlah umat yang hadir saat itu...30 orang!!!

"Lihatlah, apa yang KU beri padamu?"tanyaNYA. "Anakku, engkau minta 10 saja, kuberi 30 orang umatku untuk datang ke Pesta ini...bagaimana menurutmu?"

"Tuhan mengapa begitu?" Saya bertanya. "Supaya engkau mengerti, akan kasih Allah Bapa kepada umatNYA. Permintaan yang terkecil sekalipun, akan KU dengarkan, dan KU lipat-gandakan, karena kasihKU. Yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah."

"Ampuni saya yang kurang percaya ini ya, Tuhan,"bisik saya dalam doa. Saya lalu bersujud dihadapan Tuhan. Memuliakan namaNYA! Praise YOU Lord!

02 February 2009

Pesta Yesus Dipersembahkan Di Kenisah

Hari ini umat Katolik di dunia merayakan Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah, dimana orangtua Yesus, Yusuf dan Maria, membawa Kanak Yesus ke Bait Allah, menurut Hukum Musa (Imamat 12:1-8).

Yusuf dan Maria, hanya mampu mempersembahkan dua ekor anak burung merpati, persembahan yang paling kecil, untuk ukuran orang yang tidak mampu. Tetapi, mereka tetap setia mentaati Hukum Musa yang berlaku pada waktu itu.

Sebagai orang tua, Yusuf dan Maria memberi teladan kepada kita, bagaimana menjadi orang tua yang taat dan setia kepada Tuhan, dengan mempersembahkan anak sulung kepada Allah. Mereka menyanyadari bahwa mereka bertanggung jawab akan anak yang telah dipercayakan oleh Tuhan kepada mereka.

Bagaimana dengan kita, umat Kristiani menganggapi hal ini?

Saya pernah mendengarkan kesaksian seorang ibu di dalam sebuah persekutuan doa yang saya hadiri beberapa waktu yang lalu. Hidupnya sangat pas-pasan, bahkan sering berkekurangan. Suaminya telah meninggal beberapa tahun yang lalu, sehingga ia sendirian harus menghidupi anak-anaknya, yang masih duduk di bangku sekolah. Ibu ini menceritakan, bahwa sering sekali ia merasa sangat sedih dan menangis, bila suatu saat anak-anaknya meminta dibelikan sesuatu, entah itu baju, sepatu, mainan atau makanan kecil/jajan. Padahal uang yang ada di tangan sang ibu pas-pasan untuk makan mereka pada hari itu saja. Tak jarang ia merasa malu kepada tetangganya, bila anak-anaknya merengek dan menangis bila minta sesuatu yang tidak dapat ia penuhi. Ia sering menghibur anak-anaknya, bahwa bila ia punya uang lebih, pasti ia akan membelikan apa yang mereka inginkan, walaupun sang ibu sendiri tidak tahu kapan waktunya. Tapi ia sungguh berjanji dalam hatinya, dia akan memberikan yang terbaik yang ia miliki untuk anak-anaknya.

Suatu ketika sang ibu ingat kepada Yusuf dan Maria, orang tua Yesus yang hidupnya sangat miskin, sehingga hanya dapat mempersembahkan dua ekor anak burung merpati, persembahan yang paling kecil yang dapat mereka berikan kepada Tuhan, tanpa rasa malu. Ia pun menyesal, mengapa ia harus merasa malu kepada orang-orang disekitarnya/tetangganya bahwa ia tidak dapat memberi lebih kepada anak-anaknya. Dalam kekurangannya, ia-pun meneladani keluarga kudus Nazareth. Walau kini ia belum dapat memberikan seekor domba kepada anak-anaknya, ia harus tetap bersyukur masih dapat memberikan anak burung merpati, walau sangat kecil, tapi ia bangga, ia dapat menghidupi anak-anaknya sampai saat ini, agar anaknya bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada mereka!

Semoga kita pun tidak pernah merasa malu dengan keadaan dan kemampuan ekonomi kita. Saat orang-orang di sekitar kita hidup dalam kemewahan dan berkelimpahan, kita tidak perlu merasa iri hati. Bapa di Surga tahu kebutuhan dan keinginan kita, IA tahu batas kemampuan dan ketidakmampuan kita. IA adalah Allah yang adil dan setia.

30 January 2009

Kerajaan ALLAH Sudah Dekat!

Sejak kecil, mungkin setiap orang (bukan saya saja) yang pernah mendengar tentang apa yang disebut "Hari Kiamat". Terdengar menakutkan! Karena, cerita-cerita yang saya dengar waktu itu tentang hari kiamat adalah cerita-cerita yang sangat menyeramkan dan mengerikan, seperti: bumi terbelah dan hancur, gempa, kilat, guruh dahsyat, langit gelap gulita, banyak orang mati dimana-mana, dan sebagainya. Singkatnya, saat itu menurut pikiran saya, hari kiamat adalah akhir dari kehidupan manusia, dimana manusia semuanya akan mati dengan mengenaskan!

Mungkin banyak diantara kita yang punya pemikiran seperti pemikiran saya saat masih kecil. Kita sering memikirkan bagaimana mengerikannya akhir zaman atau 'hari kiamat' itu. Dan mungkin banyak orang berharap agar hari yang mengerikan itu tidak akan pernah datang!

Apakah sebenarnya 'hari kiamat' itu? Saya rasa, kata 'hari kiamat' adalah kata-kata umum yang berlaku bagi semua manusia di bumi ini.

Sebagai umat Kristiani, kita sudah mendapatkan gambaran apa yang akan terjadi bila hari itu tiba, seperti yang tertulis dalam Kitab Wahyu. Tetapi dalam kesempatan ini, saya tidak mempunyai tujuan untuk membahas Kitab tersebut, karena saya sendiri belum punya kemampuan untuk membahasnya.

Yang mau saya sharingkan saat ini adalah bukan kengerian atau hal-hal yang menakutkan tentang akhir zaman, melainkan KEAGUNGAN akan akhir zaman, dimana kita percaya bahwa YESUS, Putra Bapa, akan datang kembali ke dunia, menjemput umatNYA!

Bukan main!!! IA akan datang dan turun dari Surga yang mulia, untuk menjemput kita umatNYA! Seperti dalam kehidupan kita sehari-hari, biasanya, orang penting atau V.V.I.P bila diundang ke suatu tempat, pasti ia akan dijemput secara khusus oleh orang yang mengundangnya. Lha kita ini siapa??? Kok YESUS mau banget menjemput kita? Bukankah kita ini adalah orang-orang yang hina dan penuh dengan dosa...kok dapat perlakuan istimewa seperti itu, dijemput oleh Putra Bapa yang maha mulia!

Itulah YESUS! YESUS yang sangat mencintai kita apa adanya. Bukan harta kita, bukan benda yang kita miliki, bukan paras kita, bukan warna kulit kita, bukan juga perbuatan-perbuatan kita selama di dunia ini yang IA minta. Tapi semata-mata karena cintaNYA yang menyala-nyala kepada kita.

Hanya satu yang IA minta kepada kita, sebelum IA datang menjemput kita, seperti yang dikatakanNYA, "KERAJAAN ALLAH SUDAH DEKAT. BERTOBATLAH DAN PERCAYALAH KEPADA INJIL!" (Markus 1:15)


Ku Cinta KAU

Saat ku dalam kesesakan
KAU jamah hatiku
Beriku penghiburan baru
Hanya di dalamMU

Saat ku mamandang wajahMU
ENGKAUpun tersenyum
Lembut mataMU menatapku
Buatku slalu rindu
Akan hadiratMU

Reff:
Ku cinta KAU
Lebih dari sgalanya
Sbab hanya KAU Yesus
Juru Selamatku

Ku butuh KAU
Diatas segalanya
Engkau Yesus Tuhan
Penolongku yang setia...

Lebih dari sgalanya...
Lebih dari sgalanya...
KeagunganMU
KebesaranMU
Oh Yesusku...
Oh Yesusku...

Melepaskan Tambatan Perahuku

Suatu saat, aku sedang menikmati senja...
dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh.

Ku lihat Yesus di ruang kemudi,
IA menantapku dan berkata,"Lepaskanlah tambatan perahumu, dan biarkan AKU membawa engkau ke seberang. Sebab, bukan rencanaKU engkau tertambat di situ."

Dengan takut, gelisah dan khawatir,
aku menjawab,"Tuhan, bukankah lebih baik aku disini? Aku tidak akan melihat taufan dan badai. Dan aku dapat kembali ke darat, kapanpun aku mau."

Dengan lembut, IA memegang tanganku, memandang mataku dan berkata,"Memang disini, engkau tidak akan mengalami taufan dan badai. Tapi engkau juga tidak akan pernah melihat bagaimana AKU mengatasi semuanya itu. Engkau juga tidak akan melihat, bahwa AKU berkuasa atas semuanya."

Dalam pergumulan berat, aku memandangi tali yang mengikat perahuku.
Di tali itu, kulihat ada rasa khawatir akan keuangan, pekerjaan, kehidupan dan masa depanku.
Dalam hatiku, aku bertanya,"Tahukah IA apa yang aku inginkan? Mengertikah IA apa yang aku rindukan?"

Yesus memelukku dan berkata lembut,
"Memang tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang kau inginkan. Bahkan mungkin, kebalikkannya, yang akan engkau dapatkan. Tapi, maukah engkau percaya, bahwa rancanganKU adalah rancangan Damai Sejahtera, dan masa depanKU adalah Masa Depan Yang Penuh Harapan."

IA memelukku dan menangis bersamaku.
Lalu dengan berat, aku MELEPASKAN TALI perahuku!
Ku lepaskan semua rasa khawatir itu dari hatiku!
Ku taruh harap atas masa depanku di tanganNYA...
Aku tidak tahu bagaimana masa depanku...

Sambil menangis, aku menatapNYA dan berkata,
"Jadilah NAHKODA dalam hidupku...dan marilah kita berlayar bersama!"


Renungan oleh Jeffry S. Tjandra, dari album "Live Worship 1, All The Best"

19 January 2009

P.U.S.H

Tahukah anda apa arti kata PUSH? Tentu saja, artinya adalah DORONG...

Kata PUSH sering kita lihat tertulis dipintu, baik pintu di toko-toko, supermarket, kantor-kantor, bahkan tak jarang di pintu toilet'pun tertulis kata PUSH. Artinya, kita dapat membuka pintu itu kalau DIDORONG...

Namun, suatu hari, saya menemukan arti baru dari kata PUSH. Tepatnya ketika saya mendengar kotbah dari Pdm. Jeffry S. Tjandra, tentang bagaimana kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu. Memohon sesuatu kepada Tuhan, memang ada yang langsung terjawab, tetapi ada juga harus menunggu waktu, bukan waktu kita, tetapi waktunya TUHAN!

Memang waktu, dapat melunturkan iman kita sebagai anak-anak TUHAN. Bagaimana tidak, bila doa kita tidak kunjung datang jawabannya, kita sudah cemas dan menuduh TUHAN tidak sayang kepada kita. Kita menganggap TUHAN bekerja sangat lambat! Yah, sangat lambat, menurut pemikiran kita...

Saudaraku, jangan menghakimi TUHAN kita...DIA tahu yang terbaik buat kita, menurut pemikiran dan waktu TUHAN sendiri. Bukankah TUHAN pernah berfirman,"Rancangan-KU bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-KU." (Yes 55:8).

Berdoa dengan tiada jemu. Kita harus selalu mendorong diri kita agar tidak pernah berhenti berdoa, sampai kita mendapatkan jawaban dari TUHAN. Bila kita selalu mendorong, maka pintu itu akan semakin terbuka dan akhirnya akan terbuka lebar untuk kita, bila kehendak kita sesuai dengan kehendakNYA.

Tahukan anda, ada arti Alkitabiah dari kata 'PUSH', yang sering kita lihat itu?

P = PRAY (Berdoa)
U = UNTIL (Sampai/Hingga)
S = SOMETHING (Sesuatu)
H = HAPPEN (Terjadi)

Semoga, dengan membaca tulisan ini, setiap anda yang melewati sebuah pintu bertuliskan PUSH, dapat selalu teringat, UNTUK BERDOA DENGAN TIDAK JEMU-JEMU!

TUHAN memberkati!

Belajar Untuk Memberi (2)

Apa motif kita dalam memberi?

Pertanyaan ini hanya hati kita dan Tuhan yang tahu. Kadang kita memberi persembahan di Gereja hanya karena merasa hal tersebut merupakan suatu 'kewajiban' dalam tata ibadah saja.

Saudaraku, jika Tuhan Yesus telah berkurban, sampai wafat di salib, untuk kita semua, apakah kita masih memikirkan motif untung rugi dalam memberi harta kita kepada Tuhan? apakah juga kita memberi dengan motif menguji Tuhan untuk memberi berkat balik?

Sebagai anak-anak Allah, biarlah motif kita untuk memberi bukan karena atau agar Allah membalas, tetapi subaya si pemberi (kita) boleh meniru dan menyerupai Allah yang telah mengaruniakan Yesus Kristus, puteraNya.

Pemberian kita, biarlah didorong oleh rasa syukur dan kasih kepada Allah, serta ditujukan bagi orang dan karya yang dikasihi dan diberkati Allah sendiri.

Saudaraku, sudahkan kita memberi yang terbaik bagi Tuhan, sesama dan karyaNya?

13 January 2009

Belajar Untuk Memberi (1)

"Orang yang kaya, bukanlah seseorang yang MEMILIKI banyak, akan tetapi adalah seseorang yang MEMBERI banyak!"





Demikian kata-kata yang pernah saya terima melalui sebuah SMS dari seorang Hamba Tuhan, yang juga merupakan salah satu Pimpinan di kantor saya, Bapak Bambang Hermanto, sekitar akhir Agustus 2008 yang lalu.

Jujur, saya adalah orang yang 'sukar' untuk memberi, apalagi disaat telah memiliki dua orang anak, dimana kebutuhan hidup sangat meningkat tajam. Apalagi saat anak-anak saya sudah mulai memasuki usia sekolah. Seperti yang kita ketahui, biaya sekolah saat ini boleh dibilang sangat mahal dan membutuhkan biaya yang amat besar. Jadi, dalam hal memberi, biasanya saya memberi apabila kondisi keuangan 'lumayan' atau ada 'uang lebih'.

Saya sering mendengar istilah 'Perpuluhan' dalam ajaran gereja. Selama ini, saya tidak terlalu 'menanggapi' akan hal itu, bahkan sering melupakannya. Saya pikir, perpuluhan hanya untuk mereka yang 'berduit' atau orang-orang kaya yang memiliki banyak uang untuk diberikan kepada gereja. Pikiran yang sangat sempit! Tapi, benar, saat itu saya memang kurang paham akan pentingnya perpuluhan untuk gereja.

Saat menerima SMS dari Bapak Bambang, hati saya benar-benar tersentuh sangat dalam. Saya ingat cerita seorang janda miskin yang memberi dari kekurangannya dalam Bait Allah (Markus 12:41-44 / Lukas 21:1-4), Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Bukan main! Sudah janda, miskin lagi! Seperti kita ketahui dalam kehidupan kita sehari-hari, seorang janda adalah wanita yang tak bersuami, otomatis dia tidak lagi mendapat penghasilan/uang dari suaminya. Kata miskin, adalah berarti tak memiliki apa-apa/kekurangan. Bagaimana mungkin, seorang janda miskin dapat berpikiran untuk memberikan seluruh nafkahnya untuk Bait Allah? Apakah ia tidak memikirkan akan kebutuhan hidupnya sendiri? Dari hasil renungan saya, Tuhan ingin kita memiliki IMAN yang besar seperti seorang janda miskin ini, yang menyerahkan kehidupannya dalam tangan Tuhan Yang Maha Kuasa! Ia PERCAYA, bahwa Tuhan akan selalu mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia PASRAH dan menyerahkan kelangsungan hidupnya hanya pada Tuhan, yang memiliki segalanya.

Saudaraku, beranikah kita berbuat seperti janda miskin ini? Relakah kita memberikan harta yang kita punyai untuk Bapa, Tuhan kita?

Marilah kita sama-sama belajar, untuk memberi kepada Tuhan (Gereja, Hamba Tuhan, orang-orang miskin dan cacat, anak-anak yatim piatu dll) bukan dari berapa SISA uang yang kita miliki, tetapi dari BESARNYA KERELAAN untuk mememberi uang yang kita miliki . Tidak banyak yang Tuhan minta dari kita, hanya 10% dari penghasilan kita! Beranikah kita berkomitmen saat ini?

Ingatlah, saat kita memberi persembahan, Tuhan Yesus akan mengangkat mukaNYA, memandang kita! (Lukas 21:1)

10 January 2009

Ketika Tuhan Mengedipkan Mata (When God Winks)

Apa kamu sering mengalami hal-hal kebetulan dalam hidupmu? Pernahkah kamu memikirkan seseorang yang tidak pernah terlintas di benakmu selama bertahun-tahun, lalu tiba-tiba kamu bertemu dengannya? Pernahkah kamu bermimpi dan mimpimu itu menjadi kenyataan keesokan harinya?

SQuire Rushnell dalam bukunya yang sangat menarik When God Winks atau Ketika Tuhan Mengedipkan Mata menjelaskan bahwa: "Kebetulan merupakan isyarat Tuhan, berupa pesan-pesan kecil yang diberikan kepada kita di sepanjang perjalanan hidup kita, yang mengarahkan kita ke jalan agung yang telah dirancang secara khusus untuk kita". Boleh jadi kebetulan-kebetulan juga diciptakan Tuhan sebagai cara Tuhan untuk menyapa kita atau bergurau dengan kita...

Tulisan diatas merupakan cuplikan tulisan yang saya ambil dari Blog kakak saya, Chris Arsen (www.samarindaonline.blogspot.com) yang sangat menarik hati saya, bagaimana tidak...saya beberapa kali mengalami peristiwa demi peristiwa yang dirasa merupakan suatu kebetulan yang mengherankan sekaligus menakjubkan!

Disini, saya ingin menceritakan satu peristiwa yang mengherankan yang baru saja terjadi:

Tanggal 9 Januari, subuh sekitar pukul 2-3 pagi, tiba-tiba saya bermimpi, membuka pintu sebuah gereja. Setelah saya buka pintu itu, tiba-tiba saya melihat seorang pria yang sangat saya kenal, yaitu Romo Edi Prasetio CM, Pastor semasa saya masih tergabung dalam muda-mudi katolik di Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Jl. Kepanjen, Surabaya, sekitar hampir 15 tahun yang lalu. Dalam mimpi saya bertanya heran,"Lho Rom, kok ada disini? Kan kabarnya saya dengar Romo di Papua?" Dan Romo menjawab,"Iya, saya lagi tugas di sini."

Sangat singkat mimpi itu, saat bangun tidur, saya terheran-heran, kenapa kok saya bisa mimpi Romo Edi CM ya? Apa karena pernah baca buku I LIKE IT -nya Romo? he.he.he.

Akhirnya saya melupakan mimpi itu, dan saya pun berangkat bekerja. Seperti biasa, ditempat kerja, saya awali dengan menyalakan komputer dan membuka e-mail perusahaan dan e-mail pribadi saya. Betapa terkejutnya saya ketika melihat ada sebuah e-mail bernama pengirim Mans Werang? Spontan saya ingat, kalau itu nama salah satu Romo penulis buku I LIKE IT juga! Romo Mans Werang CM membalas e-mail saya yang sudah cukup lama saya kirimkan melalui sebuah komunitas/kelompok di sebuah gereja katolik, yang membahas tentang misionaris di Papua. Waktu itu memang e-mail saya menanyakan tentang keberadaan Romo Edi CM di Papua. Dan Romo Mans CM memberi tahu saya bahwa Romo Edi CM sekarang ada di Surabaya dan saya-pun diberi nomor ponsel Beliau. Saya sampai menangis sekaligus gembira, ternyata ini arti mimpi saya semalam!!!

Saya-pun mencoba sms Romo Edi CM, dan mendapat balasan dari Beliau. Lalu saya menelpon dan berbicara langsung dengan Romo Edi CM, wah...senangnya ketemu lagi! Ma kasih Romo, ternyata masih ingat sama saya ya...Romo kan tahu, dari dulu saya nge-fan sama Romo, he.he.he. Dalam waktu dekat, Romo berjanji akan menyediakan waktu untuk bertemu saya di Pastoran Kepanjen. I'm so happy...thank's Rom!

Cuplikan kalimat terakhir dari tulisan kakak saya berbunyi seperti ini:
Di akhir bukunya Rushnell menulis: "Seperti kedipan mata dari kakekmu, isyarat-isyarat berupa kebetulan-kebetulan ini menyampaikan pesan Tuhan kepada kamu: 'Hai, nak. Saat ini Aku sedang memikirkanmu'".

06 January 2009

Pelangi Sehabis Hujan

Tanggal 6 Januari 2009, genap setahun Babtisan kedua anak saya, Daniella dan Richard. Saya tidak mengadakan acara khusus untuk merayakan HUT Babtisan mereka, cuma doa yang bisa saya panjatkan kepada Tuhan agar kedua anak saya menjadi anak-anak yang taat padaNya, berbakti pada orang tua dan melayani sesamanya dengan penuh kasih.

Masih ingat dengan jelas, pada sore hari, setahun yang lalu, kami berjalan-jalan ingin makan bersama di luar, merayakan babtisan yang baru mereka terima di pagi hari tadi. Saat itu cuaca baru saja turun hujan deras, sehingga udara terasa dingin dan langit nampak putih-putih tertutup awan, sosok pelangi yang cukup besar, memanjang, indah sekali! Itulah pertama kalinya setelah berpuluh-puluh tahun saya tidak pernah melihat pelangi lagi sejak saya masih kecil, dan juga pertama kalinya bagi Daniella dan Richard melihat pelangi! Mereka sangat senang sekali, karena selama ini mereka tahu tentang pelangi hanya dari cerita dan VCD/DVD kartun yang mereka tonton di rumah...

Saat itu, saya bertanya dalam hati...apakah mungkin ini pertanda bahwa Tuhan hendak memberi suatu perjanjian yang indah kepada kedua anak saya, seperti halnya Tuhan mengadakan perjanjian dengan Nabi Nuh? Saya tidak tahu...yang saya yakin, pada hari itu Tuhan pasti merasa bahagia, karena kedua anak saya, Daniella dan Richard sudah menjadi anggota KerajaanNya yang Mulia dan Kekal! Amin...

Ibu Yang Bekerja

Mungkin Anda yang membaca Blog saya ini adalah seorang Ibu, yang bekerja di luar rumah, seperti saya. Hampir setahun yang lalu, saya mulai bekerja lagi di sebuah Hotel, setelah kira-kira 5 tahun vakum tidak bekerja. Saya memilih Hotel karena backgraund pendidikan saya adalah Perhotelan. Dari sebelum mempunyai anak, saya selalu bekerja di Hotel.

Memang berat, menjadi seorang Ibu yang bekerja di luar rumah, meninggalkan anak-anaknya. Karena orang tua saya secara fisik sudah sepuh dan tidak kuat untuk menjaga cucu-cucunya, maka sebelum saya bekerja, saya berusaha mencari informasi tentang Taman Penitipan Anak.

Akhirnya, setelah mencari informasi di sana-sini, akhirnya saya menemukan sebuah Taman Penitipan Anak (TPA) yang cocok. Kebetulan TPA ini satu yayasan dengan sebuah Sekolah Katolik. Jadi saya memutuskan untuk menyekolahkan anak saya di sekolah tersebut, sekaligus menitipkan anak-anak saya disana.

Sebagai seorang Ibu, sedih memang meninggalkan anak-anak untuk bekerja. Karena mereka masih kecil dan belum mengerti mengapa sang ibu harus meninggalkannya di suatu tempat, dari pagi hari hingga sore hari. Tak jarang dengan polosnya anak-anak saya bertanya, "Kenapa sih Mami kok kerja? Kok ga jaga Ella dan Richard di rumah?" Saya-pun hanya bisa menjawab dengan bahasa anak-anak,"Mami kerja buat beli susu Ella dan Richard, buat jalan-jalan, buat pergi ke taman bermain dan uangnya juga buat ditabung untuk sekolah." Sayang, tidak selamanya mereka mau mengerti dengan jawaban itu...

Tak jarang mereka menangis saat saya tinggal...saya sedih sekali dan tak jarang pula bila itu terjadi, saat itu juga ingin rasanya saya memutuskan untuk berhenti bekerja saja, mengasuh mereka. Beberapa kali saya datang terlambat kerja, hanya karena saya tidak tega meninggalkan mereka yang menangis meminta saya untuk tidak berangkat bekerja...

Saya hanya bisa menyimpan semua kesedihan itu dalam hati saya dan saya bawa dalam doa, semoga suatu saat kelak, anak-anak saya akan mengerti, bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah hanya untuk mereka, anak-anak yang sangat saya cintai...

03 January 2009

AMAZING GRACE by John Newton

AMAZING GRACE, HOW SWEET THE SOUND
THAT SAVED A WRETCH LIKE ME
I ONCE WAS LOST, BUT NOW I’M FOUND
WAS BLIND, BUT NOW I SEE

‘TWAS GRACE, THAT TAUGHT MY HEART TO FEAR
AND GRACE MY FEAR RELIEVED
HOW PRECIOUS DID THAT GRACE APPEAR
THE HOUR I FIRST BELIEVED

THROUGH MANY DANGERS, TOILS AND SNARES
WE HAVE ALREADY COME
‘TWAS GRACE THAT BROUGHT US SAFE THUS FAR
AND GRACE WILL LEAD US HOME

WHEN WE’VE BEEN THERE TEN THOUSAND YEARS
BRIGHT SHINING AS THE SUN
WE’VE NO LESS DAYS TO SING GOD’S PRAISE
THAN WHEN WE FIRST BEGUN

Dear Friends...
Ini adalah salah satu lagu yang sangat saya sukai.
Saya menjulukinya: "Lagu Pertobatan"
Karena kita diselamatkan, bukan karena kebaikan-kebaikan kita,
bukan karena kehebatan atau kekuasaan yang kita miliki...
Melainkan karena Kasih Karunia dari Tuhan semata,
yang mampu menyelamatkan kita.