30 December 2008

Operasi Caesar

Teringat kembali saat-saat kehamilan kedua anak saya, dimana saya menjalani operasi caesar. Sebenarnya operasi bukanlah keinginan saya saat melahirkan anak-anak saya, tetapi karena kondisi kehamilan yang saat itu tidak memungkinkan, maka salah satu jalan adalah dengan operasi caesar.

Anak pertama saya harus dilahirkan secara operasi caesar, karena letak sang bayi yang sungsang, ditambah dengan kondisi panggul saya yang agak sempit, sehingga kepala sang bagi tidak bisa memasuki jalan lahir. Jadi dokter kandungan saat itu memutuskan untuk operasi caesar.

Tanggal 10 November 2003, subuh, saya tiba di RS Adi Husada Undaan Surabaya, karena rencananya operasi akan dilangsungkan pukul 10 pagi. Seharusnya saya berada di RS kemarin sore, tapi karena tidak ada kamar dikelas yang saya minta, akhirnya pagi ini saya kembali ke RS.

Setelah sampai di RS, saya langsung dibawa ke sebuah kamar untuk persiapan operasi. Semalam saya sudah diminta berpuasa. Saya-pun diberi obat magg, dan dipasang infus dan kateter (alat untuk buang air kecil), dan perisapan lainnya. Kemudian pakaian saya diganti dengan pakaian operasi berwarna hijau. Setelah dokter siap di tempat operasi, saya dibawa ke ruang operasi. Saya sempat deg...deg...kan deh, maklum ini adalah kali pertama saya masuk ruang operasi.

Saat masuk diruang operasi, saya tidur dengan di leher diberi pembatas kain supaya saya tidak bisa melihat ke bagian bawah tubuh saya, kemudian saya diminta tidur miring sambil menunduk memegang/memeluk kedua betis saya, karena saat itu dokter anesthesi (bius) akan menyuntikkan obat bius ke sekitar tulang belakang saya. Setelah itu saya diminta tidur dalam posisi normal. Tiba-tiba saya merasa aneh, karena saya merasa seperti kesemutan (mati rasa) mulai dari bawah dada saya sampai keujung kaki, sehingga saya sudah tidak merasakan apa-apa lagi pada bagian itu. Dokter-pun mulai bekerja. Saya tidak tahu apa yang dilakukan, saya cuma merasa bagian perut saya seakan tergoncang-goncang, dan sesekali terdengar suara peralatan operasi. Kemudian terdengar,"Oweee...oweee...!" kencang sekali...Oh, my baby! Anakku sudah lahir. Saya melihat samar-samar (karena mata saya minus) para perawat membersihkan bayi itu dan kemudian datang pada saya dengan mengucapkan selamat," Selamat ya Bu, anaknya perempuan, beratnya 3,4 kg, panjang 50 cm, cantik, lengkap semuanya, beratnya!" Kemudian saya diperbolehkan mencium anak saya itu. Wow, rambutnya tebal sekali...kemudian saya jatuh tertidur pulas!

Mungkin saya sudah tertidur sekitar 2 jam saat itu, saat saya bangun, saya sudah berada diruang pulih operasi. ada rasa sakit dibagian bawah perut saya. Ternyata itulah letak jahitan operasi caesar. Rasanya cukup sakit dan membuat saya sulit untuk bergerak. Akhirnya datang seorang perawat, dia menggantikan baju saya, setelah itu mendorong saya keluar menuju kamar saya.

Itulah pengalaman operasi saya yang pertama. Operasi caesar anak saya yang kedua tidak jauh berbeda dengan anak yang pertama. Saya melakukan operasi caesar pada anak yang kedua karena jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan kakaknya. Disamping itu, letak anak saya yang kedua adalah melintang. Jadi tidak mungkin dilahirkan secara normal. Akhirnya, operasi caesar-pun dilakukan dengan baik, walaupun entah mengapa, saya merasa lebih deg...deg...kan dari pada saat operasi anak yang pertama. Malah yang kedua ini, saya merasa ingin muntah-muntah saat di ruang operasi. Tapi syukurlah, saya tidak jadi muntah.

Demikian pengalaman saya tentang kehamilan dan operasi caesar yang saya alami. Semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi anda yang membacanya. Tuhan memberkati!

NEW KIDS ON THE BLOCK

Bagi anda yang seusia saya, pasti mengenal atau setidaknya pernah mendengar tentang grup musik Amerika ini...yah, New Kids On The Block atau NKOTB!

Tahun 1986-1990'an, NKOTB begitu booming di berbagai negara, termasuk Indonesia. Grup musik yang terdiri dari cowok-cowok ganteng asal Amrik: Jordan Knight, Jonathan Knight, Joe Mc Intyre, Donnie Wahlberg dan Danny Wood, begitu memukau dunia, mulai dari anak-anak sampai orang tua, termasuk saya yang waktu itu masih duduk di bangku SMP.

Disini saya tidak menceritakan tentang NKOTB secara spesifik, bagi anda yang ingin mengetahui lebih lengkap tentang NKOTB, bisa langsung ke www.nkotb.com, nah di situ bisa puas mengenal mereka lebih jauh.

Saya ingin menceritakan tentang pengalaman saya menjadi blockhead, julukan bagi fan NKOTB. Saya jatuh cinta pertama kali pada NKOTB saat mendengar lagu I'll be loving you (forever) di radio. Saya suka banget lagu itu, tapi saya belum tahu siapa penyanyinya. Waktu saya SMP, saya juga berlangganan majalah GADIS. Nah, suatu ketika majalah GADIS menampilkan profil NKOTB (sampai sekarang majalah itu masih saya simpan lho!). Dari situ saya tahu deh siapa penyanyi lagu I'll be loving you (forever)!

Saya pun mulai membeli kaset Hangin' Tough, yang memuat lagu I'll be loving you (forever) tersebut. Kemudian saya mulai mencari tahu lebih banyak tentang NKOTB, mengoleksi foto-foto, poster, mengumpulkan artikel, melengkapi koleksi kaset, bersahabat pena dengan sesama blockheads, sampai mendaftarkan diri dalam Fans Club resmi NKOTB. Sampai sekarang, koleksi-koleksi NKOTB saya masih ada dan saya simpan dengan baik di sebuah kotak, hanya sayangnya untuk video clip (kaset vidio model lama) yang nampaknya rusak, karena pitanya agak berjamur, mungkin karena lembab. Jaman itu kan belum ada yang namanya VCD atau DVD, yang ada kaset video. Video player'pun saat ini sudah sulit dicari. Jadi, saya tidak dapat mengecek apakah kaset-kaset vidio NKOTB yang saya koleksi itu masih bagus atau sudah rusak. Sedih juga deh...

Dari semua anggota NKOTB, yang paling jadi fan saya adalah Joe Mc Intyre. Dia imut banget, menurut saya waktu itu. Rambutnya pun kriwul-kriwul lucu deh...

Saat saya duduk di kelas 2 SMA, bulan February 1992, NKOTB datang ke Jakarta, untuk konser No More Games. Wow, betapa girangnya para blockheads se Indonesia saat itu. Saya dan seorang teman saya, Rini, yang juga blockhead, ke Jakarta ikut rombongan yang diadakan oleh Jawa Pos. Terpaksa deh kita bolos sekolah 3 hari, gara-gara nekat pengen liat NKOTB. Kami berangkat tgl. 11 Feb 92 dengan 3 bis, dan tiba tgl. 12 Feb 92 siang hari, setelah makan dan mandi, langsung berangkat ke Istora Senayan Jakarta. We are comming NKOTB!!! begitu deh teriakan kami yang ada dalam rombongan blockheads...

Ada peristiwa yang tidak dapat ku lupakan saat itu, kamera'ku diambil panitia NKOTB saat konser berlangsung. Memang ada larangan keras dari panitia untuk membawa masuk kamera. Waktu itu aku berhasil membawa masuk kameraku karena kumasukkan dalam bajuku!!! (nakal juga nich ya...). Aku nangis deh, masih ku ingat saat itu NKOTB menyanikan lagu If You Go Away-nya. Untungnya kamera dapat ku ambil ke panitia seusai pertunjukkan. Wah leganya!

Waktu-pun berlalu. Ketenaran NKOTB makin pudar, dengan berdatangannya grup-grup baru dan boysband di kancah musik dunia. NKOTB-pun akhirnya memutuskan untuk membubarkan diri setelah merelease album Dirty Dawg, sekitar tahun 1998. Sedih banget rasanya.

Bulan September yang lalu, tidak sengaja aku search di internet, iseng-iseng ku ketik 'nkotb'. Aku sangat kaget sekali melihat hasil pencarianku di internet! Ternyata NKOTB bersatu kembali!!! Unbeliveable! Ternyata pertengahan tahun ini mereka memutuskan untuk bersatu kembali sebagai NKOTB! Wah senangnya...tapi, saya sadar, saya bukan gadis remaja yang dulu lagi, bisa seenaknya 'tergila-gila' dengan NKOTB.

Biarlah generasi sekarang boleh belajar untuk tidak terlalu 'mengidolakan' sesuatu atau seseorang secara berlebihan, seperti apa yang saya lakukan dulu. Karena kita akan merasa terikat oleh sesuatu atau seseorang itu, sehingga melupakan kewajiban-kewajiban kita yang lain. Lagi pula sekarang saya sudah punya hidup baru, bersama anak-anak yang saya cintai dan kami mengidolakan 'YESUS' dalam kehidupan ini.

Karena hanya DIA dasar pengharapanku, forever!

Ulang Tahun Daniella

Sebenarnya Ultah Daniella jatuh pada Hari Pahlawan 10 November yang lalu. Tapi, biarlah, walaupun terlambat sebulan, tapi saya tetap ingin mengenangnya kembali...

Dari dulu, sebelum bersekolah, Daniella bercita-cita kalau dia berulang tahun nanti, dia ingin dirayakan di sekolahnya (dikelas). Saya pun berusaha mengabulkan cita-citanya tersebut dengan menabung sejak dini, agar nanti saat ulang tahunnya tiba, saya dapat mengabulkan keinginannya.

Disamping merayakan ultah disekolah, saya merasa ingin membuat sesuatu yang berarti bagi banyak orang, khususnya orang-orang tidak mampu (mengingat saat ini masa krisis ekonomi). Akhirnya, melalui sekolah anak saya, dimana sekolah ini mempunyai perkumpulan AIC (Asosiasi Ibu Cintakasih) yang banyak sekali menyalurkan bantuan untuk orang-orang tidak mampu, khususnya kumpulan para tukang becak di sekitar sekolah yang sudah menjadi anggota AIC, saya pun menyampaikan keinginan saya untuk menyumbang beras untuk para tukang becak tersebut.

Walaupun tidak banyak yang dapat saya berikan, saya hanya bisa memberikan beras kepada 80 orang tukang becak. Saya merasa bahagia, bahwa ulang tahun Daniella boleh memberi berkat bagi orang lain. Terima kasih Tuhan!

Tanggal 10 November-pun tiba, Daniella bisa berulang tahun dikelasnya. Dengan dimeriahkan oleh Hoka Bento, dan parcel buat teman-temannya. Disamping itu, Daniella-pun membagi parcel ultah kepada anak-anak Panti Asuhan dan anak-anak di Taman Penitipan Anak. Aduh, bahagianya....Praise the Lord!

Semoga di ulang tahun yang akan datang, kami dapat memberi lebih banyak lagi bagi mereka yang sangat membutuhkan...amin.

29 December 2008

I LIKE IT

Suatu hari, sepulang misa di Gereja St. Vincentius A Paulo (Widodaren) Surabaya, saya mampir ke toko buku yang ada di Gereja tersebut, membeli sebuah buku renungan yang dipesan teman saya.

Tiba di toko buku, setelah mendapatkan buku yang dimaksud, mata saya tertuju pada sebuah buku dengan judul besar bertulis I LIKE IT. Pada cover buku tersebut ada gambar orang-orang hitam dengan coreng-moreng diwajahnya, dan tertulis: Kisah-kisah Bermakna Cita Rasa Papua New Guinea. Sekonyong-konyong pikiran saya melayang pada salah seorang Romo/Pastor saat saya masih aktif di mudika (muda-mudi katolik) di Gereja Kelahiran St. Perawan Maria (Kepanjen) Surabaya. Namanya Romo Edi Prasetyo CM. Terakhir yang saya dengar, beliau menjadi misionaris di Papua.

Saat saya melihat siapa penulis buku tersebut, saya sungguh terkejut, karena nama Romo Edi Prasetyo CM tertulis disana. Wah, puji Tuhan...akhirnya saya bisa mendengar lagi kabar tentang Romo, setelah sekian lama saya bertanya-tanya dan mencari keberadaan Romo, karena hampir 10 tahun lebih sudah tidak pernah berjumpa. Akhirnya saya membeli buku tersebut, karena sangat ingin tahu apa yang dilakukan seorang misionaris di sana (Papua).

Sampai di rumah, tak sabar saya langsung membacanya...

Pada cerita pertama, saya sempat menitikkan air mata mendengar cerita saat sang Romo jatuh sakit di Papua, tidak ada yang mengurus dan menyediakan keperluan Romo. Untuk makan saja, Romo harus bersusah payah bangkit dari tempat tidur dan memasak sendiri makanan Romo. Ah, kekuatan yang Romo dapat dari Tuhan, ikut menguatkan saya Rom...

Pada cerita-cerita selanjutnya, berisi keprihatinan Romo akan kehidupan lingkungan alam di Papua yang di exploitasi habis-habisan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab akan kelestarian alam dan manusia disana...

Ada juga cerita-cerita lucu yang sangat menggelitik saya untuk tertawa dan tersenyum-senyum bila mengingatnya...

Bila anda sempat membaca blog saya ini, coba deh cari buku ini...karena seakan membawa kita benar-benar berada dalam kehidupan orang-orang Papua yang sangat sederhana dan yang belum dijamah oleh modernisasi dan hiruk pikuk kehidupan seperti di kota besar yang kita tinggal saat ini. Kita dapat merasakan bagaimana kehidupan yang serba terbatas di sana, di Papua. Terlebih bagi saya pribadi, setelah membaca buku ini, saya merasakan bahwa saya harus banyak berdoa bagi mereka, para misionaris-misionaris yang dikirim ke daerah-daerah terpencil seperti Papua, agar mereka diberi kekuatan untuk menjalankan misi keselamatan bagi manusia di dunia. Karena dengan DOA, seseorang akan mampu melakukan apapun juga (bukan berdasarkan kekuatan yang ia miliki, tetapi kekuatan yang diberikan Bapa Tuhan kita kepadanya).

Bila Romo Edi sempat membaca tulisan saya ini, mungkin Romo sudah lupa sama saya, Theresia, yang setiap misa harian pagi (Gereja Kepanjen, sekitar th. 1994-1996) bila saya datang terlambat, Romo sering bilang,"Mbangkong ya?" (bangun kesiangan.red). Saya masih ingat betul 'sapaan hangat' Romo itu, he.he.he. Tuhan memberkati Romo dan pelayanan misionaris di seluruh dunia! Amin.


St. Theresia Lisieux Rahasia 'Jalan Kecil'

Oleh Suster Patricia Edward, FSP

ST. THERESIA LISIEUX

Pernahkah kamu mendengar tentang St. Theresia atau rahasianya? Tahukah kamu mengapa banyak orang memilihnya sebagai santa sahabat mereka? Mari kita cari jawabnya …

KISAH HIDUP THERESIA

Theresia Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873. Ayahnya bernama Louis Martin dan ibunya Zelie Guerin. Pasangan tersebut dikarunia sembilan orang anak, tetapi hanya lima yang bertahan hidup hinga dewasa. Kelima bersaudara itu semuanya puteri dan semuanya menjadi biarawati!

Ketika Theresia masih kanak-kanak, ibunya terserang penyakit kanker. Pada masa itu, mereka belum memiliki obat-obatan dan perawatan khusus seperti sekarang. Para dokter mengusahakan yang terbaik untuk menyembuhkannya, tetapi penyakit Nyonya Martin bertambah parah. Ia meninggal dunia ketika Theresia baru berusia empat tahun.

Sepeninggal isterinya, ayah Theresia memutuskan untuk pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal. Di dekat sana ada sebuah biara Karmel di mana para suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia. Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux. Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi "ibunya yang kedua", merawatnya dan mengajarinya, serta melakukan semua hal seperti yang dilakukan ibumu untuk kamu. Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia sakit parah. Meskipun sudah satu bulan Theresia sakit, tak satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya. Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan. Hingga, suatu hari patung Bunda Maria di kamar Theresia tersenyum padanya dan ia sembuh sama sekali dari penyakitnya!

Suatu ketika, Theresia mendengar berita tentang seorang penjahat yang telah melakukan tiga kali pembunuhan dan sama sekali tidak merasa menyesal. Theresia mulai berdoa dan melakukan silih bagi penjahat itu (seperti menghindari hal-hal yang ia sukai dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang kurang ia sukai). Ia memohon pada Tuhan untuk mengubah hati penjahat itu. Sesaat sebelum kematiannya, penjahat itu meminta salib dan mencium Tubuh Yesus yang tergantung di kayu salib. Theresia sangat bahagia! Ia tahu bahwa penjahat itu telah menyesali dosanya di hadapan Tuhan.

Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya. Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi masalahnya, ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu dan menunggu dan berdoa. Hingga akhirnya, ketika umurnya lima belas tahun, atas ijin khusus dari Paus, ia diijinkan masuk biara Karmelit di Liseux.

Apa yang dilakukan Theresia di biara? Tidak ada yang istimewa. Tetapi, ia mempunyai suatu rahasia: CINTA. Suatu ketika Theresia mengatakan, "Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya." Jadi, Theresia berusaha untuk selalu mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah. Para suster biasa mencuci baju-baju mereka dengan tangan. Seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia. Tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya. Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia.

Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita. Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC. Dokter hanya bisa sedikit menolong. Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, "O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!" Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih duapuluh empat tahun. Sebelum wafat, Theresia berjanji untuk tidak menyerah pada rahasianya. Ia berjanji untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Thresesia mengatakan, "Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia." Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan St. Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka.

SETELAH THERESIA WAFAT

Setelah wafat, Theresia menjadi terkenal karena buku yang ditulisnya "Kisah Suatu Jiwa," yang diterbitkan satu tahun setelah wafatnya (di Indonesia diterjemahkan dengan judul: 'Aku Percaya akan Cinta Kasih Allah'). Theresia dikanonisasi pada tahun 1925 oleh Paus Pius X. Ia dikenal dengan sebutan Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau Santa Theresia si Bunga Kecil. St. Theresia bersama-sama dengan St. Jeanne d'Arc diberi gelar Pelindung Perancis. Selain itu St. Theresia bersama-sama dengan St. Fransiskus Xaverius diberi gelar Pelindung Misionaris. Baru-baru ini, tanggal 19 Oktober 1997, Theresia juga menjadi wanita ke-3 yang diberi gelar Doktor Gereja. Kalian dapat mohon bantuannya mengenai apa saja. Ia pernah berjanji akan melimpahi kita dengan bunga-bunga mawar dari surga dan memang, sejak kematiannya banyak mukjizat yang terjadi berkat bantuan doanya. Pestanya dirayakan setiap tanggal 1 Oktober.

RAHASIA THERESIA : JALAN KECIL, JALAN KANAK-KANAK ROHANI

Theresia seorang gadis yang sederhana dengan `jalan kecilnya' yang istimewa. Ia menunjukkan bahwa kekudusan dapat dicapai oleh siapa saja betapa pun rendah, hina dan biasanya orang itu. Caranya ialah dengan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cinta kasih murni kepada Tuhan. Kamu pun dapat menjadi kudus dengan cara-cara sederhana seperti yang dilakukan oleh St. Theresia dengan jalan kecilnya.


DOA

O Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus
tolong petikkan bagiku sekuntum mawar
dari taman surgawi dan
kirimkan padaku dengan suatu amanat cinta.
O Bunga Kecil dari Yesus
mintalah kepada Allah hari ini
untuk menganugerahkan rahmat yang sangat kubutuhkan ………
(katakan kepada St. Theresia permohonanmu)
Santa Theresia, bantulah aku untuk senantiasa percaya
kepada belaskasih Allah yang sedemikian besar,
sebagaimana telah engkau wujudkan di dalam hidupmu,
sehingga aku boleh mengikuti 'Jalan Kecil'mu setiap hari.
Amin.

Sumber: Daughters of St. Paul, United States; www.daughtersofstpaul.com

CATATAN ST. THERESIA DARI KANAK-KANAK YESUS

"Oh Yesus, aku tahu cinta hanya dapat dibalas dengan cinta, maka aku sudah menemukan alat untuk memuaskan hatiku dengan memberikan cinta kepada Cinta-Mu." (Otobiografi)

"Kamu ingin supaya aku memberitahukan sarana untuk menjadi sempurna. Aku hanya tahu satu ini saja: CINTA." (Otobiografi, surat kepada Marie Guerin)

"Perbuatan-perbuatan yang gemilang bukan untukku.... Jadi, bagaimanakah akan kubuktikan cintaku, karena cinta dibuktikan dalam perbuatan? Dengan perbuatan dan kurbanku yang kecil-kecil. Ya Yesus, hal-hal kecil yang tak berarti itu akan menyenangkan Engkau!" (Otobiografi)

"Aku merasa diriku dikuasai oleh sekian banyak kelemahan, namun itu tidak pernah membuatku heran ... alangkah manisnya merasakan diriku lemah dan kecil." (Percakapan Terakhir)

"Kekudusan adalah suatu sikap hati, yang menempatkan kita ke dalam tangan Tuhan, kecil dan rendah hati, menyadari kelemahan kita dan secara buta mengandalkan kebaikan Ke-Bapaan-Nya." (Percakapan Terakhir)

"Di suatu hari Minggu kupandang Yesus di salib. Hatiku tersentuh oleh darah yang menetes dari tangan-Nya yang kudus. Kurasa sungguh sayang, sebab darah itu menetes ke tanah tanpa ada yang menampungnya. Aku pun memutuskan untuk dalam Roh tinggal di kaki salib supaya dapat menampung darah Ilahi yang tercurah dari salib itu dan aku mengerti bahwa setelah itu aku harus menuangkannya atas jiwa-jiwa." (Otobiografi)

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”

26 December 2008

Operasi Adenoid dan Amandel

Beberapa Bulan yang lalu, Daniella, anak pertamaku di vonis oleh dokter THT menderita Adenoid. Mungkin bagi Anda pembaca blog ini belum tahu apa penyakit Adenoid itu. Melalui penjelasan dokter, Adenoid adalah pembengkakan kelenjar adenoid yang terletak di saluran pernafasan, dibelakang hidung (diatas amandel). Saya dapat melihatnya dari hasil foto Rontgen saluran nafas/hidung dari Daniella. Memang saluran itu tersumbat oleh karena pembengkakan kelenjar adenoid tersebut.

Dari hasil tersebut, saya pun mendapat jawaban dari pertanyaan saya selama ini terhadap kondisi kesehatan Daniella, yang selama ini saya rasa ada keganjilan pada pernafasannya. Saya perhatikan selama ini, Daniella gampang pucat kalau kelelahan, kalau tidur sering ngorok, seering batuk pilek dan radang tenggorokkan, kalau sedang pilek Daniella sulit sekali bernapas saat tidur, nafasnya terputus-putus seperti sesak nafas, suka bernafas lewat mulut (megap-megap) sehingga makannya pun jadi sulit, lama menelan makanannya (karena susah mengambil nafas). Melihat keganjilan ini, saya-pun memeriksakannya langsung ke dokter THT dan hasilnya seperti yang saya ceritakan diawal kisah ini.

Satu-satunya cara untuk menyembuhkan Daniella adalah pengangkatan Adenoid dan Amandel-nya, karena menurut dokter, amandel Daniella sudah terinfeksi, sehingga bentuknya tidak normal (membesar). Saya sangat sedih sekaligus sangat khawatir, karena buah hati saya ini harus menjalani operasi saat usianya masih anak-anak.

Berbagai cara, saya cari supaya tidak perlu operasi. Saya mencari tahu segala hal tentang adenoid melalui internet. Dari yang saya dapat di beberapa tulisan di internet, memang kalau dilihat dari gejala yang dialami Daniella, salah satu jalan adalah operasi pengangkatan adenoid!

Saya-pun disarankan oleh beberapa teman untuk mencari second opinion doctor. Lalu, saya mendatang dokter THT lain yang merupakan seorang sahabat dari Pimpinan saya di perusahaan. Daniella pun di Rontgen ulang. Dan hasil yang didapat pun sama. Pembengkakan itu masih ada, bahkan nampaknya semakin membesar.

Sejak pertama kali Daniella divonis Adenoid oleh dokter, saya selalu berdoa kepada Tuhan agar ada mujizat yang terjadi, sehingga Daniella tidak usah dioperasi. Saya sempat membawa Daniella pada beberapa Hamba Tuhan untuk didoakan dan membawanya juga pada semacam KKR Kesembuhan. Tetapi nampaknya Tuhan berkehendak lain. Dalam kesedihan, saya bertanya kepada Tuhan, "Mengapa Daniella kecil tidak Kau sembuhkan melalui mujizatMu ya, Tuhan? Padahal aku tahu, Engkau pasti sangat mengasihinya."

Aku-pun merenungkan dan berusaha hening sejenak dan berdoa,"Tuhan, berikan aku keyakinan, untuk membiarkan Daniella menjalani operasi ini, dan biarkan aku yakin bahwa ini adalah yang menjadi kehendakMu, Ya Tuhan." Kemudian aku membuka Kitab Suci...

Sungguh ajaib dan heran! Saat tanganku membuka Kitab Suci, Tuhan langsung berbicara saat itu juga melalui halaman yang aku buka saat itu, dalam Kitab Deuterokanonika yaitu Sirakh 38:1-14. Ayat-ayat itu berisi tentang penyembuhan dari seorang tabib. Tuhan memberikan kepada manusia pengetahuan, supaya dimuliakan karena pekerjaan-pekerjaanNya yang ajaib. Tangan Tuhan yang menciptakan para tabib untuk menyembuhkan. Aku langsung menangis, bersujud syukur kepada Tuhan, yang dengan segera memberikan 'suaraNya' kepada ku...Terima kasih Tuhan! Engkau sungguh baik!

Sejak saat itu aku yakin keputusan yang aku ambil untuk mengobati Daniella melalui operasi adalah keputusan yang sudah 'disetujui' oleh Tuhan. Tiada rasa ragu lagi dihatiku. Aku berpasrah dan menyerahkan kepada Tuhan kapan waktu yang terbaik bagi Daniella untuk dioperasi. Walau beberapa kali hujan dan banjir disekitar rumah tinggalku menghalangi/menunda jadwal kontrol ke dokter, namun aku tidak takut, karena aku yakin penundaan-penundaan itu bukan suatu kebetulan, tetapi sudah dijadwal oleh Tuhan sendiri. Aku sangat berpasrah dan berserah pada Tuhan.

Akhirnya, dijadwalkan oleh dokter bahwa operasi Daniella jatuh pada tanggal 19 Desember 2008 di Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo (RKZ) Surabaya. Yang dapat ku lakukan, hanya berdoa setiap saat dan memohon dukungan doa dari banyak orang untuk kelancaran jalannya operasi Daniella. Karena aku sangat percaya pada kekuatan sebuah Doa, karena Doa adalah penghubung kita kepada Sang Maha Kuasa, Tuhan kita. Tiada doa yang tidak didengarNya, aku sangat yakin Tuhan selalu mendengar doa kita, dan menjawab doa itu seturut pandanganNya yang terbaik untuk kita. Aku mohon pada Tuhan akan suksesnya operasi Daniella dan agar Daniella dalam kondisi yang baik, kuat dan tidak merasakan kesakitan karena operasi ini (karena dia masih sangat kecil, Tuhan, dan aku merasa ngeri mendengar cerita seorang temanku yang anaknya baru saja operasi adenoid juga, dia menceritakan kalau anaknya sangat rewel, tidak mau disuntik, mengalami pendarahan, dsbnya) dan juga aku mohon kemurahan Tuhan supaya hujan tidak turun selama Daniella di rumah sakit, kalau-pun Tuhan berkehendak hujan turun, aku mohon, ya Tuhan...agar tidak ada banjir, terutama di daerah rumah tinggalku, yang rawan banjir karena aku harus pulang pergi, bergantian dengan papa-nya. Bila banjir...oh, Tuhan, tentu akan sangat menghambat dan menyulitkan. Itu yang ku minta dari Tuhan.

Tanggal 18 Desember, petang hari, kami tiba di RS, langit cerah, tidak ada mendung. Terima kasih Tuhan. Tanggal 19 Desember, siang jam 12.00 Daniella di bawa ke Ruang Pulih Operasi, disana dia disuntik sesuatu, mungkin obat bius ringan yang membuatnya mengantuk. Tetapi dia tidak juga berani memejamkan mata, dia tidak mau ku tinggalkan. Karena cukup lama dia tidak juga tidur, akhirnya seorang perawat memberikan 2 suntikan lagi, yang satu berwarna putih susu, dan seketika itu juga Daniella tertidur. Aku yakin, itu obat bius totalnya. Dan kemudian dia dibawa ke Ruang Operasi. Aku-pun keluar menunggu di Ruang Tunggu. Sambil setiap saat memanjatkan doa kepada Tuhan, agar Tuhan yang memimpin sepenuhnya operasi ini. Aku tak lupa berdoa Rosario juga, mohon hiburan dan doa dari Bunda Maria untuk kesembuhan Daniella, agar Bunda Maria, menjadi Ibu yang menemani Daniella di Ruang Operasi, karena aku tidak boleh ada disana bersamanya. Air mata menitik dari kedua mataku, tak kuasa menahan kekhawatiranku. Roh Tuhan menegurku agar aku berpasrah pada kehendakNya, sehingga akupun berdoa," Ya Tuhan, biarlah semua terjadi bukan atas kehendakku, tetapi atas kehendakMu saja." Hatikupun akhirnya tenang...

Satu jam kemudian, seorang perawat memanggilku karena dokter ingin bertemu. Saat itu, dokter menunjukkan dalam sebuah wadah kecil yaitu potongan Adenoid dan kedua Amandel Daniella. Kondisi Daniella saat itu masih belum pulih bius. Namun tidak lama kemudian, aku dipanggil lagi oleh seorang perawat bahwa Daniella sudah bangun. Aku-pun segera menemuinya. Saat itu, Daniella sedang menangis, ku pikir dia kesakitan, namun ternyata dia menangis karena mencariku. Ketika aku disampingnya, dia tertidur lagi. Sesekali dia terbangun dan kemudian tertidur lagi. Mungkin masih terpengaruh obat biusnya. Sampai akhirnya dia sudah boleh kembali ke kamarnya. Selama di dalam kamar, dia lebih banyak tidur. Puji Tuhan, dia sama sekali tidak merintih kesakitan.

Tanggal 20 Desember, pagi hari Daniella bangun dan nampak segar, saat ku tanya, apakah dia merasa sakit, dia menjawab 'tidak'. Dan betapa senangnya dia ketika boleh makan ice cream vanilla dan minum air dingin (air es). Dia bilang, "Tenggorokkanku jadi dingin, Mi." Siang hari, dokter datang mengontrol keadaan Daniella, dokter berkata bahwa Daniella sudah boleh pulang sore itu juga. Ah, bahagianya hatiku. Tuhan sudah menjawab segala doa dan kekhawatiranku. Operasi berjalan dengan baik, Daniella-pun pulih dengan cepat, tidak ada pendarahan, tidak rewel selama setelah operasi dan tidak ada hujan deras yang mengakibatkan banjir sampai dengan saat aku menulis blog ini. Sungguh heran pekerjaan Tuhan. "Terima kasih Tuhan, Engkau sungguh teramat baik padaku!"

Sampai hari ini, seminggu setelah operasinya, Daniella semakin pulih dan dapat beraktivitas dan bermain, menyanyi dan tidak pernah mengeluh kesakitan. Tapi dia masih makan bubur lembut dan sesekali makan ice cream, sampai batas waktu yang dokter tentukan kapan dia boleh makan nasi lagi...Praise the Lord!

Bertemu Pdm. Jeffry S. Tjandra 2


Tanggal 23 Oktober 2008, Saya dan kedua anak saya datang ke Kebaktian Ucapan Syukur PD Agape Christy, di Gedung Srijaya atas undangan dari Bapak Rudi. Saya sangat senang sekali, karena praise & worship akan dibawakan oleh Ko Jeff! Wow...bertemu lagi ya Ko!

Praise & worship yang dibawakan Ko Jeff diantaranya lagu: Kau Tuhan adalah Bapaku dan lagu-lagu dari album terbaru Ko Jeff, "Ketika Allah Sulit Untuk Dimengerti"...bagi Anda yang belum punya kasetnya, beli yaaah...bukan promosi lho, tapi lagu-lagunya memang sangat indah, sangat memberkati kita dan lebih mendekatkan kita kepada Tuhan.

Kotbah saat itu dibawakan oleh Pdt. Rubin Ong. Baru pertama kali saya mendengarkan kotbah Beliau. Kotbah Pdt. Rubin Ong mengenai bagaimana Kasih Tuhan kepada kita, sehingga kita dapat mengenal Tuhan dan rencana-rencana Tuhan dalam kehidupan kita tidak berdasarkan pandangan kita yang sempit, tetapi berdasarkan pandangan Tuhan dari atas, itu sebabnya digambarkan kalau kita terbang tinggi bagai burung rajawali...yang memandang semuanya dari atas, sehingga pandangan kita luas tentang kehendak Tuhan bagi kita. Kotbah dibawakan oleh Pdt. Rubin Ong sesekali mengundang tawa jemaat sekalian, dan menjadi bahan renungan yang sangat baik bagi jemaat dan khususnya bagi saya pribadi.

Selesai kebaktian, saya bertemu Ko Jeff dan menyapanya. Ternyata Ko Jeff masih ingat saya dan tetap menyapa dengan ramah. Kami sempat ngobrol sebentar dan berfoto-ria. Thank's ya Ko Jeff! Tuhan akan semakin memberkati setiap pelayanan Ko Jeff dan semakin memberkati banyak orang melalui puji-pujian dan penyembahan yang Ko Jeff bawakan dan nyanyikan.

Waktu pulang tiba, agak hujan gerimis...Tuhan terima kasih atas kebaikanMu!