07 November 2016

Detik-Detik Membeku

Entahlah...apa yang kurasa saat ini...
Semua terasa membingungkan dan tak pasti...
Kadang aku merasa sangat bodoh,
Kadang aku juga merasa rendah di matamu...

Tuhan tau kesedihanku...
Aku yakini itu...
Tapi kau, seakan tak pernah mau peduli
Apa yang aku rasakan saat ini

Terkadang aku merasa kau sosok yang dewasa...
Kau penuh dengan pikiran positif dan logika...
Yang membuat mataku terbuka untuk berpikir secara dewasa dan positif...
Tapi hatiku? Serasa sulit ingin mengerti tentang semua itu...

Kau...tak sama seperti dulu
Tak sama seperti saat kita baru jatuh cinta...
Kau yang dulu hangat, kini terasa dingin bagiku...
Segala sesuatunya dingin...
Seperti menunggu detik-detik untuk membeku...

Hatiku hancur...
Terasa sakit amat sangat...
Sampai kapan?


#yang kurasa setahun yang lalu di 2015

Kau dan Rindu

Taukah kau...
setahun telah berlalu,
saat terakhir aku mengengar suaramu di telingaku,
setahun lebih bahkan,
terakhir aku melihat dan memeluk sosokmu...

Taukah kau,
setiap saat dalam doaku aku menyebut namamu?
setiap apapun yang kulakukan aku merindukanmu?
setiap apa yang sudah kualami ingin sekali ku sharingkan denganmu?
seperti waktu itu...
tiada hari tanpa kita saling bercerita...
aku rindu...
taukah kau?
rasanya begitu sakit menahan semua rasa ini...

19 January 2015

Saat Ini...

Saat ini...
Hampa dan kosong...
Ada kekasih hati,
Tapi terasa tak nyata...

Aku rindu...
Tapi kau bilang tak punya rindu
Aku sayang...
Tapi kau sembunyikan sayangmu
Aku cinta...
Tapi kau bilang cintaku salah jalannya
Aku perhatian...
Tapi kau bilang itu tak perlu

Lalu...
Harus bagaimanakah aku?
Aku tulus...
Mengapa kau buat seakan semua menjadi palsu?
Aku jujur...
Tapi selalu kau hina perasaanku
Aku ungkapkan isi hati...
Kau anggap semua itu tiada arti

Sampai kapan?
Aku lelah...





31 December 2012

Akhir Tahun 2012

Ada apa di tahun 2012 yang akan segera berlalu?

Awal Januari 2012...
Papa-ku meninggal dunia pada tanggal 12 Januari 2012.
Saat Papa dalam keadaan koma dari pagi sampai sore hari, aku jauh darinya.
Papa di Samarinda dan aku di Sidoarjo.
Aku memang bukan anak yang berbakti pada Papa'ku.
Bahkan saat tinggal bersamaku, percekcokan sering terjadi,
mulai hal yang sepele sampai yang berat.
Banyak hal yang ku kenang dari sosok Papa'ku, kebaikan dan keburukannya.
Manusiawi...tidak ada manusia yang sempurna.
Aku'pun tidak lebih baik darinya.
Ada yang ku sesalkan...
Tak sempat bertemu Papa disaat-saat terakhirnya...
Karena sebelum Papa pulang ke Samarinda, sempat terjadi percekcokan yang hebat,
antara aku dan Papa.
Walau saat itu Papa yang menantang minta pulang Samarinda,
tetap saja aku merasa aku yang telah 'mengusir'nya.
Andai saja tidak ku ijinkan...
Mungkin Papa masih ada saat ini....itu pemikiranku.
Karena setahuku, Papa meninggal karena sesak napas yang kambuh,
akibat perjalanan jauh dari Sidoarjo ke Samarinda...
Aku sangat ingin minta maaf pada Papa...
Kini hanya bisa ku lakukan dalam doa-doaku saja...
Papa, maafkan aku yang tidak berbakti ini...
Semoga roh dan jiwa Papa tenang di sana, amin.

Mungkin kesedihan di awal tahun 2012 ini...pertanda kesedihan-kesedihan yang berlanjut pada bulan-bulan berikutnya...
Aku merasa kacau di tahun ini...
Bahkan diakhir-akhir tahun, aku merasa sudah tidak waras.
Banyak tekanan, rasa sakit, kesedihan, keputusasaan, penolakan, dll dsbnya.
Aku selalu merasa ada satu roh jahat dalam diriku...
Yang menghasutku untuk menyerah kalah dalam hidup ini,
bahkan mengajakku untuk mengutuki diriku sendiri.
Aku ingin mati...itu bujukan untuk mengakhiri deritaku.

Didalam kekalutanku...
Kedua malaikat kecilku selalu menampakkan diri...
Mereka selalu terbang di sekitarku, menghiburku.
Keceriaan-tawa-canda mereka sungguh obat penawar untuk segala deritaku.
Tuhan...inikah sebabnya mereka ada dalam hidupku?
Tuhan, mereka adalah alasanku untuk tetap bertahan dan hidup.
Tanpa mereka, mungkin aku sudah lemah dan kalah.

Saat ini adalah detik-detik menanti tahun yang baru.
Tuhan, aku takut menghadapinya...
Apakah cerita yang nanti tertulis dalam lembar demi lembar 2013?
Hanya Engkau yang tahu...
Yang aku inginkan, hanyalah...
Tetaplah Engkau besertaku...amin.

28 January 2011

J U J U R

Lelah...
Ya, Tuhan...aku lelah!

Capek...
Ya, Tuhan...aku capek!

Sumpek...
Ya, Tuhan...aku sumpek!

Sakit....
Ya, Tuhan...aku sakit!

Benci...
Ya, Tuhan...aku benci!

Marah...
Ya, Tuhan...aku marah!

Sesak...
Ya, Tuhan...rasanya sesak!

Kacau...
Ya, Tuhan...semua terasa kacau!

Menangis...
Ya, Tuhan...aku menangis!!!

Yang ku bisa...hanya menangis di hadapan MU...

Tanpa terucap sepatah kata...
KAU-lah yang paling mengerti aku...

21 September 2010

Richly Blessed

I asked for health that I might do greater things;
I was given infirmity that I might do better things...

I asked God for strength that I might achieve;
I was made weak that I might learn to obey...

I asked for riches that I might be happy;
I was given poverty that I might be wise...

I asked for power and the praise of women/men;
I was given weakness to sense my need of God...

I asked for all things that I might enjoy life;
I was given life that I might enjoy all things...

I got nothing I asked for but everything I hope for;
In spite of myself, my prayers were answered...
I am among all women/men most richly blessed...

* GBU friends... ^.^

Richly Blessed

I asked for health that I might do greater things;
I was given infirmity that I might do better things...

I asked God for strength that I might achieve;
I was made weak that I might learn to obey...

I asked for riches that I might be happy;
I was given poverty that I might be wise...

I asked for power and the praise of women/men;
I was given weakness to sense my need of God...

I asked for all things that I might enjoy life;
I was given life that I might enjoy all things...

I got nothing I asked for but everything I hope for;
In spite of myself, my prayers were answered...
I am among all women/men most richly blessed...

* GBU friends... ^.^

07 March 2010

Diam

Saat mata menerawang jauh,
hanya ada sosokmu terbias...
Sepertinya ku merindu sapaanmu,
canda dan perhatianmu,

sebagai sahabatku,
seperti halnya mereka,
namun kau seakan membisu...

Bulir-bulir bening di mataku,
bukannya jatuh karena terpeleset di pipiku...
Namun mereka merasa empati dengan perasaanku,
merelakan dirinya jatuh untuk menemaniku...

Sedangkan kau?
Tetap diam dan menyimpan kata-katamu...

Aku menahan rasa pedih karena diam'mu itu...

Aku setia menyapa,
hanya menerima bunyi angin yang berlalu...
Aku tetap setia menyapa,
namun diam itu juga setia padamu...

Aku melihat diriku,
masihkah punya arti dalam hidupmu?
Diam mu begitu angkuh padaku,
mengejekku,
dan seolah berkata: Jangan Dekati Aku Lagi! Kau Memuakkan, Selalu Saja Menggangguku!

Negatif'kah pikiranku ini?
Diam'mu itu yang membuatku begitu...
Aku hanya merasa 'ora direken'...

Ya sudahlah!
Terserah apa tuduhanmu...
Aku tak ingin tau lagi segala tentangmu..
Aku akan pergi dari hidupmu,
sampai kau tak menemukan ku lagi...

12 January 2010

KAU Tak Pernah Jauh Dari Ku...

Akhir-akhir ini ku akui aku sudah agak 'menjauh' dariNYA, karena berbagai pergumulan dan 'pukulan' dalam hidupku..yang seakan tak pernah berhenti...

Semalam aku ingin sekali berdoa, bila anak2ku tlah lelap tertidur...jadi aku 'ngeloni' (menidurkan) mereka dulu...sambil berucap dlm hati: "Tuhan, apakah Engkau masih sayang padaku? Bila masih sayang, tolong bangunkan aku jam 11 malam ini, aku ingin berdoa." Karena sangat lelah, akupun langsung terlelap...

Tiba2 aku tersentak, terbangun...serasa ada 'Sesuatu' yang lewat dgn cepat, membelai lembut dari ujung kakiku sampai ujung kepalaku...
Sepontan aku melihat jam, ku kira sudah pagi hari...Ternyata tepat jam 11.00 malam!!!

Aku langsung teringat kata-kataku sebelum terlelap tadi...
Ya, Tuhan, maafkan aku...yang tlah berani 'mencobai'MU...yang tlah berani meragukan cinta'MU...
Ternyata, KAU memang ada...dan selalu ada didekatku!
Kini aku semakin percaya...bahwa KAU TAK PERNAH JAUH DARIKU...

- testimonial by tere -
11 Jan 2010

21 November 2009

Makna Waktu

Waktu adalah sesuatu yang tak akan pernah kembali.
Dia akan berjalan terus, walaupun ada yang menangis bersujud memintanya berhenti.
Orang yang hebat adalah orang yang bisa berjalan beriringan dengan waktu, bukan orang yang tertinggal oleh waktu.
Waktu, kadang terasa cepat tapi juga kadang lambat.
Jadi apa arti waktu bagi kita yang hidup di masa kini?
Ada cuplikan dari suatu pepatah bijak:

Bila kau ingin tau:

Makna 1 tahun > tanyakan pada siswa yang tidak naik kelas.

Makna 1 bulan > tanyalah kepada ibu yang melahirkan prematur.

Makna 1 minggu > tanyalah seorang editor majalah mingguan.

Makna 1 hari > tanyalah seorang yang bekerja dengan gaji harian.

Makna 1 jam > tanyalah seorang gadis yang sedang menunggu kekasihnya.

Makna 1 menit > tanyalah seseorang yang ketinggalan kereta.

Makna 1 detik > tanyakan pada atlet lari 100 meter.

Atau jika kau ingin tahu tentang makna waktu dan hidup > tanyakan pada orang yang akan dihukum mati esok hari.


Taken fr: Cafe - Nov'08

13 November 2009

Perpisahan Lagi...

Hmmm...nampaknya yang satu ini ga pernah jauh-jauh dari hidupku...
Datang dan pergi...

Datang dengan sejuta rasa bahagia...
Pergi dengan sejuta kecewa...

Datang dengan membawa sejuta janji...
Pergi dengan membawa sejuta mimpi...

Akh...mengapa?
Apakah hidup ini harus selalu kutangisi...
Ataukah harus kusyukuri...

Menangis karena yang datang telah pergi...
Mensyukuri karena yang terjadi merupakan pelajaran yang berarti...

Perpisahan silih berganti...
Ditinggalkan berulang kali...
Terasa sepi dan sunyi...
Seakan ingin rasanya hidup ini ku akhiri...

Aku mengadap padaMu...
Dengan linangan air mataku...
Yang setiap saat membanjiri altar kudusMu...
Berapa lama lagi...yah...berapa lama lagi...
Kau genapi sukacita yang Kau janjikan padaku...

Perpisahan lagi yang terjadi padaku...
Apakah ada maksudMu?
Belum cukupkah yang kemarin-kemarin itu, Tuhan?
Apa yang mesti ku ubah?

Ampuni aku...
Kadang aku tidak paham akan jalanMu...
Beri aku pengertian dan terangMu...
Agar aku mampu melihat dengan jelas...
Ya Tuhan...bahwa Kau tak pernah menyakiti hatiKU...



25 July 2009

Jembatan Hidupku

Terbentang jelas dihadapanku...
Sebuah jembatan panjang,
seakan tak berujung,
bila ku lihat dari tempat kuberpijak,
saat itu...

Ku ragu tuk sebrangi...
Ku ragu tuk lewati...
Ada apakah diujung sana?
Aku belum bisa melihatnya...
Ada sukacita'kah?
Ada damai'kah?
Ada cinta'kah?
Atau...sebaliknya?

Aku mulai menyeberang...
Memberanikan diri tuk melangkah...
Menyeberang...
Dari kenyamanan ku
Dari kebebasan ku
Dari hasrat ku
Dari cinta ku...
Yang lama,
biarlah kini kutinggalkan semua...

Aku telah menyeberang...
Walau disini tak nyaman
Walau disini penuh rasa sakit
Walau disini ku ditolak
Walau disini ku kesepian
Walau disini ku menahan rindu yang pahit...
Tapi ku ingin tetap bertahan,
dan harus bertahan,
karena ku tahu, ya Tuhan,
bukan suatu kebetulan Kau tempatkan aku disini,
tapi...
Ada rencana Mu
yang besar dan sangat indah,
untuk ku nikmati...

Yah...
Kini aku telah berada diseberang...
Menanti saat Mu tiba,
untukku...
Hanya untukku, ya Tuhan!


(Dua bulan sudah, aku disini, Ya Tuhan...jangan pernah tinggalkan aku, sertai aku selalu...karena ku tak mampu tanpa Mu!)

"JESUS, It's me, Tere...Your beloved daughter"

20 July 2009

Jalan Yang Ku Lalui

Ini sebuah cerita pendek
Tentang jalan yang ku lewati...setiap aku berangkat kerja...
Saat keluar rumah...jalan itu cukup halus, walau belum di aspal...
Kemudian, jalan berbatu-batu...sama sekali tidak nyaman untuk di lalui...
Lalu...jalan raya, beraspal, yang sangat mulus...(tapi lebih2 kulitku lho! ehm...)
Trus...ada jalan yang naiiiik....wow....lalu turuuuun....
Kemudian, naiiiik lagiiiii.....lalu turuuun lagiii....
Setelah itu luruuuus...mulus....sampailah di persimpangan empat,
lalu aku belok ke kiri...jalannya cukup enak dilalui...
Tiba lagi di bersimpangan empat, biasanya tiap kali sampai di sini,
aku pasti kena lampu merah! (harus sabaaar mbaakyu...)
Trus, belok ke kanan...langsung belok ke kiri....mulai memasuki zona yang tidak nyaman lagi!
Setelah enak dapat jalan mulus...harus menghadapi jalan yang tidak menyenangkan!!!
Berbatu-batu...besar-besar sekali dan berlubang-lubang juga!!!
Pernah sekali, ban sepeda motorku gembos di situ...
yang mengakibatkan aku harus ganti ban dalam, karena bannya pecah!!!
Ya ampun! Pagi-pagi, sepeda motorku dah sarapan Rp. 30.000,- nie!
Aku aja belum sempat sarapan tuh...ih, menyebalkan!
Akhirnya jalan mulus kembali...melewati sebuah jembatan...naik,
kemudian langsung ke kiri...lalu ke kanan...teruuuuus aja...jalannya cukup lumayan,
tapi ada bau sampah yang kadang-kadang menyengat hidungku...
maklum...jalannya kecil dan di daerah perkampungan...
Luruuuuuus aja....dari jauh, nampak Hotel di mana aku bekerja!
Sampaiiii deh.....

Dari setiap jalan yang ku lalui menuju kantor...
Ternyata pagi ini, aku memperoleh hikmat yang tak terduga...dari-NYA
Lihatlah anak-KU...jalan yang kau lalui...
Resapilah apa yang kau rasakan, setiap kau melewati jalan-jalan itu...
Demikian pula hidup mu...yang harus kau jalani...ketika kau mengikuti AKU
Kadang kau merasa nyaman dan senang...
Kadang kau merasa susah dan merasa berat melewatinya...
Kadang kau harus berhenti sejenak...menenangkan dirimu...dalam keheningan
Kadang ada pergumulan yang harus kau lalui...sehingga kau harus mengorbankan apa yang kau miliki...
Begitulah jalan-KU...untukmu, anak-KU...
Tidak selamanya indah mengikuti-KU...
Kau harus kuat melewati semuanya itu...bila ingin sampai kepada-KU
Percayalah...AKU lah yang menyertai setiap jalanmu
dan yang membakar dirimu, agar selalu berkobar-kobar mencintai-KU...
dan mau mengikuti jalan yang KU sediakan bagimu...anak-KU!

09 June 2009

P U S H

Tahukah anda apa arti kata PUSH? Tentu saja, artinya adalah DORONG...

Kata PUSH sering kita lihat tertulis dipintu, baik pintu di toko-toko, supermarket, kantor-kantor, bahkan tak jarang di pintu toilet'pun tertulis kata PUSH. Artinya, kita dapat membuka pintu itu kalau DIDORONG...

Namun, suatu hari, saya menemukan arti baru dari kata PUSH. Tepatnya ketika saya mendengar kotbah dari Pdm. Jeffry S. Tjandra, tentang bagaimana kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu. Memohon sesuatu kepada Tuhan, memang ada yang langsung terjawab, tetapi ada juga harus menunggu waktu, bukan waktu kita, tetapi waktunya TUHAN!

Memang waktu, dapat melunturkan iman kita sebagai anak-anak TUHAN. Bagaimana tidak, bila doa kita tidak kunjung datang jawabannya, kita sudah cemas dan menuduh TUHAN tidak sayang kepada kita. Kita menganggap TUHAN bekerja sangat lambat! Yah, sangat lambat, menurut pemikiran kita...

Saudaraku, jangan menghakimi TUHAN kita...DIA tahu yang terbaik buat kita, menurut pemikiran dan waktu TUHAN sendiri. Bukankah TUHAN pernah berfirman,"Rancangan-KU bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-KU." (Yes 55:8).

Berdoa dengan tiada jemu. Kita harus selalu mendorong diri kita agar tidak pernah berhenti berdoa, sampai kita mendapatkan jawaban dari TUHAN. Bila kita selalu mendorong, maka pintu itu akan semakin terbuka dan akhirnya akan terbuka lebar untuk kita, bila kehendak kita sesuai dengan kehendakNYA.

Tahukan anda, ada arti Alkitabiah dari kata 'PUSH', yang sering kita lihat itu?

P = PRAY (Berdoa)
U = UNTIL (Sampai/Hingga)
S = SOMETHING (Sesuatu)
H = HAPPEN (Terjadi)

Semoga, dengan membaca tulisan ini, setiap anda yang melewati sebuah pintu bertuliskan PUSH, dapat selalu teringat, UNTUK BERDOA DENGAN TIDAK JEMU-JEMU!

TUHAN memberkati!

06 June 2009

Ketika Hati Gundah Gulana

Kuatir? Untuk apa kuatir? Apa untungnya kuatir?
Itu tak kan mencegah datangnya kesusahan
Itu malah membuat pencernaanmu kurang baik dan susah tidur
Dan membuat hari-hari yang secerah apapun tampak suram

Itu hanya membuat keningmu berkerut
Nada bicaramu tajam
Kita menjadi tidak rukun hidup bersama orang lain
dan tidak tenang hidup sendirian
Kuatir? Untuk apa kuatir? Apa untungnya kuatir?
Itu tak kan mencegah datangnya kesusahan

Berdoa? Untuk apa berdoa?
Apa untungnya berdoa?
Berdoa sungguh mengubah segalanya
Membaharui kehidupanmu
Itu baik untuk pencernaanmu, membuat tidurmu nyenyak
Dan membuat hari-hari yang sesuram apapun tampak cerah

Itu memberikan senyum di bibirmu
Nada kasih dalam bicaramu
Membuatmu rukun hidup dengan orang lain
dan tenang hidup sendirian
Berdoa? Untuk apa berdoa?
Apa untungnya berdoa?
Itu membuat Allah turun dari surga
untuk hidup dan berkarya denganmu

dari buku: "Dengan Doa, Segalanya Menjadi Mungkin" by Charles L. Allen

Gangguan Dalam Doa

Ah, Tuhan yang terkasih!
Aku tidak bisa berdoa
Angan-anganku terikat
Gangguan yang tak pantas datang
Memaksa pikiranku menyimpang dariMU

Aku masih belum bisa berdoa, Tuhan dan Engkau mengetahuinya
Hal yang menyakitkan bagiku
Mengalami pergumulan pikiran yang sia-sia
Yang memisahkan ku dari Engkau

Tuhan-ku yang agung
Ajarilah aku bagaimana menghargai waktu yang membosankan ini
Ketika aku bisu dan bodoh di depan WajahMU
Dalam dusta ibadah tanpa pengharapan

Dagingku benar-benar resah
Batinku menjadi lelah
Akupun berlutut, menghancurkan kedalamannya
Dalam pergulatan yang mempesona

Yang ku tau, ya Tuhan, Engkau seringkali hadir
Dalam doa yang kacau dan lemah
Seorang berdosa yang berdoa dari hatinya
Akan menemukan Engkau disana

Dunia yang tampak sangat suram sepanjang hari
Menjadi terang benderang ketika ku berdoa
Dan rencana yang tak ku pikir
Bangkit dan menemuiku

Harapan baru mulai hidup
Masa lampau dan masa depan bercampur dengan gembira
Ketika memikirkan Engkau
Damai seejahtera MU tinggal jauh di dalam

by: tere

13 April 2009

Anak Yang Hilang

Ada satu masa dalam hidupku, karena dosa dan kesalahan yang pernah aku perbuat, sehingga membuatku tidak berani untuk menghadap kepada Tuhan, bersujud dan bertelut dihadapanNYA. Sangat tidak layak menghadap hadiratNYA yang maha kudus...terlalu kotor dan tak pantas, demikian yang aku rasakan...walau pengakuan dosa telah ku lakukan dihadapan seorang Imam, namun aku merasa tidak pantas untuk menerima anugerah pengampunan yang telah diberikanNYA kepadaku...

Suatu hari, sekitar bulan Agustus 2008 yang lalu...Tuhan telah memberi hikmat yang sungguh luar biasa bagiku! Saat aku dan kedua anak ku selesai misa kudus di Gereja Katedral HKY Surabaya, seperti biasanya, mereka minta bermain di kolam ikan dekat Gua Maria. Saat mereka sedang bermain, aku bertemu dengan seorang teman mudika, sudah sangat lama kami tidak pernah berjumpa. Saat itu kami berbincang-bincang tidak jauh dari kolam ikan, dimana kedua anak-anakku sedang bermain. Hanya sekitar 5 menit perbincangan itu terjadi...setelah 'say good bye' dengan temanku itu, aku pun kembali ke kolam ikan untuk mengajak anak-anakku pulang.

Betapa terkejutnya aku, ketika melihat, anak sulungku, Daniella, tidak ada di lokasi, hanya adiknya saja, Richard yang ada di situ. Aku pun memanggil-manggil namanya,"Ella...Ella." Berharap Ella menjawab panggilanku...namun tidak ada jawaban.

Aku mulai panik! Aku pun bertanya kepada Richard,"Mana Cece (kakak)?" Richard hanya menggeleng-geleng tidak mengerti. Yah, dia masih terlalu kecil...belum mengerti. Saat itu juga, aku segera berkeliling halaman gereja, aku hubungi setiap petugas gereja, dan siapa saja yang aku temui aku tanyai...apakah ada yang melihat putri kecilku???

Sangat panik...amat panik, sehingga aku menangis! Dimana Ella? Kucari ke dalam gereja, belakang gereja, toko buku, sampai sekolahan yang terletak di belakang gereja juga, namun tidak ada! Aku lemas seketika....aku merinding, membayangkan hal-hal yang buruk yang mungkin terjadi pada Daniella...Ya, Tuhan! Aku berseru...dimanakah putri kecilku? Engkau tahu dimana dia, Tuhan...Jagalah dia, lindungi dia dari segala yang jahat dan dari bahaya...pintaku, sambil tak hentinya menangis ketakutan.

Akhirnya aku bertemu dengan seorang Bapak Satpam, beliau bertanya,"Ibu naik apa ke Gereja?" Akupun menjawab,"Sepeda motor, Pak, mengapa?" "Apa Ibu sudah mencari ke parkiran sepeda motor, mungkin anak ibu ke sana,"jawab Pak Satpam. Aku sempat berpikir, tidak mungkin Daniella ke sana, karena cukup jauh letaknya tempat parkir itu...apakah dia berani berjalan sampai ke sana?

Namun aku tidak mau putus harapan, aku cepat-cepat menuju ke parkiran sepeda motor juga, berlari dan menangis, sambil menggendong si kecil Richard. Tiba di parkiran, betapa terkejutnya aku, disana aku melihat Daniella sedang duduk dengan mata yang basah tidak jauh dari sepeda motorku...Terima kasih Tuhan!!! Begitu bahagianya hatiku...aku langsung berlari memeluknya dan menciumnya berulang-ulang kali....oh, anakku!

Segera aku memberi tahu satpam dan orang-orang yang telah membantu mencari Daniella dengan sukacita, bahwa aku telah menemukannya. Kemudian aku membawa kedua anakku ke kafetaria di gereja, untuk minum...mataku berkaca-kaca memandang anak-anakku...Terima kasih Tuhan!

Sesampai di rumah, saat anak-anakku tidur siang, aku terdiam dan merenung sejenak akan peristiwa yang terjadi tadi...begitu khawatir dan ketakutannya aku, dan begitu sukacitanya diriku saat menemukan kembali Daniella, anakku...seketika, aku mendengar sapa lembut Tuhan di dalam hatiku...

"Theresia, telah kau rasakan sendiri, bagaimana sukacitanya dirimu, saat kau menemukan kembali anakmu yang hilang...Tahukah kamu, AKU-pun merasakan sukacita yang tak terhingga, saat kau datang padaKU untuk memohon pengampunan dan menyatakan tobatmu dihadapanKU! AKU menyambutmu dengan penuh kasih dan kegembiraan...seperti seorang ayah yang menyambut kembali anaknya yang telah pergi meninggalkannya...anak yang hilang, kini telah kembali...AKU telah menemukan kembali dombaKU yang hilang."

Aku tertunduk dengan berderai air mata, merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh Tuhan, merupakan pengalaman yang terindah dalam hidupku! Terima kasih Tuhan...atas hikmat yang luar biasa yang sudah Tuhan berikan dalam hidupku...Terima kasih telah menyambutku kembali dalam pelukanMU...

Malam hari, aku mengajak kedua anakku berjalan-jalan ke Mall. Disana, mereka minta bermain di sebuah taman bermain atau Play Ground. Saat itu, tak sedetikpun aku mengalihkan pandanganku dari anak-anakku...aku sangat khawatir dan takut akan kehilangan mereka kembali...Aku mengamati kemanapun mereka pergi, serasa mataku tidak berkedip sedikitpun.

Seketika itu juga, Tuhan seakan berbicara melalui hatiku,"Lihatlah, engkau tidak berani berkedip dan mengalihkan pandanganmu dari anak-anakmu...karena peristiwa hilangnya anakmu tadi siang. Demikianpun AKU...saat engkau kembali kepadaKU, maka AKU tidak akan pernah melepaskan pandanganKU sedetikpun darimu...AKU akan selalu melihatmu...Aku tidak akan membiarkanmu hilang lagi dari-KU...AKU akan selalu menyertaimu, kemanapun engkau pergi, takkan KU biarkan engkau tersesat!"

Aku menangis terharu dalam hatiku... Ya,Tuhan...sungguh besar kasih dan cintaMU kepadaku...anugerah pengampunan yang KAU berikan sungguh mulia oleh karena kasih karunia dan kerahimanMU, Tuhan...

Saudaraku...hikmat yang Tuhan berikan kepadaku, memberi pesan, bahwa:

SEDALAM APAPUN KITA TERPURUK DALAM DOSA, SEBERAT APAPUN KESALAHAN KITA, DAN SEKOTOR APAPUN KEHIDUPAN KITA KARENA DOSA, INGATLAH...BILA KITA MAU BERTOBAT DAN DENGAN RENDAH HATI MEMOHON AMPUNAN-NYA, MAKA KERAHIMAN TUHAN AKAN MEMBERIKAN KITA KELEGAAN DAN MEMBUAT KITA LAYAK UNTUK DATANG DEKAT DENGAN-NYA.

APABILA TUHAN SUDAH MENEMUKAN KITA KEMBALI KE DALAM JALAN-NYA, YAKINLAH...BAHWA SEDETIKPUN TUHAN TIDAK PERNAH MELEPASKAN PANDANGAN-NYA DARI KITA, DIA TIDAK PERNAH MENINGGALKAN KITA DAN TIDAK MEMBIARKAN KITA BERJALAN SENDIRI...SEPERTI JANJINYA KEPADA KITA," AKU AKAN MENYERTAIMU SENANTIASA SAMPAI AKHIR JAMAN."

Amin ya, Tuhan...
Semoga hikmat yang aku terima dari Tuhan ini, dapat juga memberkati Anda yang membacanya...Praise the Lord!



Tuhan Kau Sungguh Baik

Hari-hari yang tlah ku lalui
Kusaksikan betapa karyaMu
Selalu nyata, indah dalam hidupku
Tuhan Kau sungguh baik

Banyak peristiwa dan kejadian
Membuat diri smakin menyadari
Bahwa rancangan Mu indah dalam hidupku
Tuhan Kau sungguh baik

Reff:
Ku kagum akan Kau Tuhanku
Engkau melebihi apapun di dunia ini
Takkan ku berhenti tuk slalu memujiMu
Tuhan Kau sungguh baik

Lagu "Tuhan Kau Sungguh Baik" oleh Jeffry S. Tjandra di Album Live Worship 3

"Tuhan...memang Engkau sungguh baik...teramat baik bagiku...
KaryaMu ya Tuhan...sungguh nyata dalam hidupku...
Terima kasih, ya Tuhan!" .....dari anakMu, Theresia.

05 March 2009

Tuhan Tidak Mau Berhutang

Cerita ini saya alami hari Senin, 2 Maret 2009 yang lalu. Saat pulang kerja, hujan turun dengan derasnya. Seperti biasanya, sepulang kerja, saya menuju ke tempat Taman Penitipan Anak (TPA) untuk menjemput anak-anak saya. Tetapi karena hujan yang cukup deras, saya pun menitipkan sepeda motor saya ke rumah seorang teman yang tidak jauh letaknya dari TPA, karena saya tidak berani dalam hujan menggonceng 2 anak sekaligus. Lalu, saya naik becak untuk menjemput anak-anak saya.

Sampai di TPA, saya-pun mengajak anak-anak saya untuk segera masuk ke dalam becak. Saat itu saya memperhatikan abang becak yang menggigil kedinginan, karena tidak memakai jas hujan. Kasihan si bapak, kataku dalam hati. Lalu becak-pun berjalan menuju rumah.

Sesampai di rumah, saat saya turun dari becak itu, seakan suara hati saya berbicara,"Berikan uang lebih pada abang becak untuk membeli jas hujan!" Saya sempat tertegun sejenak...dan spontan menjawab,"Ya, Tuhan? Beri berapa?" Saya lalu melihat ke dalam dompet saya, ada selembar uang 20 ribu Rupiah, langsung saya ambil.

Saya lalu memanggil si abang becak, untuk membayar ongkosnya. Kemudian, saya pun menyerahkan uang 20 ribu lagi kepadanya sambil mengatakan,"Bapak, uang ini buat beli jas hujan ya! Jangan lupa ya,Pak...kalau tidak pakai jas hujan nanti bisa sakit, sekarang obat sangat mahal, Pak!" Si abang becak agak terkejut dan kemudian sambil menunduk dia mengucapkan terima kasih.

Malam hari, saya ke sebuah Mall yang tidak jauh dari rumah, mengajak anak-anak saya untuk membelikan mereka sepatu sekolah. Kami berkeliling dalam Mall sekitar 2 jam, sampai akhirnya Mall mulai sepi karena waktu menunjukkan pk. 9 malam. Akhirnya saya dan anak-anak bergegas menuju lift untuk turun ke lantai bawah. Ada dua lift disana. Keduanya berhenti pada saat yang sama. Lalu saya memilih masuk dalam lift yang sebelah kiri, sepi, hanya saya dan anak-anak. Tapi betapa terkejutnya saya, ketika masuk dalam lift, saya melihat ada 2 lembar uang 10 ribu Rupiah di lantai lift tersebut! Saya pikir, itu hanya uang mainan anak-anak saja. Ketika saya mengambilnya, lha kok uang beneran! Spontan saya langsung teringat uang 20 ribu Rupiah yang saya berikan ke abang becak sore hari tadi...Ya, Tuhan!!!

Saya sangat terharu sekali dan menangis saat itu...saya tahu, ini adalah perbuatan Tuhan! Saya sangat yakin, kalau bukan Tuhan, tidak mungkin ini bisa terjadi...Saat itu juga, saya merasakan hadirat Tuhan dalam lift tersebut, sedang tersenyum memandang saya...

Tuhan, terima kasih...sekali lagi, Tuhan mau mengajarkan hikmat pada saya! Tuhan meminta saya untuk memiliki hati yang berbelas kasih kepada si abang becak dengan memberi uang 20 ribu Rupiah...dari hati saya. Ketika saya taat, Tuhan-pun mau mengembalikan 20 ribu Rupiah itu kepada saya..."Tuhan tidak mau berhutang pada saya!" pikir saya sambil tersenyum.

Seperti kata Mother Teresa," Setiap orang kristen diminta untuk banyak berbuat kebaikan selama hidupnya. Tetapi saat kita mati, Tuhan tidak akan menanyakan, seberapa banyak kebaikan yang sudah kita perbuat, tetapi yang Tuhan tanyakan adalah "SEBERAPA BESAR ENGKAU MELETAKAN HATIMU" dalam setiap perbuatan baik itu."

Semoga hikmat yang saya dapat hari ini, bisa menjadi berkat bagi Anda semua yang membacanya...Tuhan memberkati!

24 February 2009

Tujuh Keajaiban Dunia

Menurut buku "Senyuman Kumpulan 100 Cerita Bijak" bahwa tujuh keajaiban dunia bukanlah Taj Mahal di India, Piramida di Mesir, Tembok Besar China, Menara Pisa di Italia, Kuil Angkor, Candi Borobudur di Indonesia, Menara Eiffel di Prancis. Sebenarnya, tujuh keajaiban dunia ada di dalam diri manusia, bukan dari bangunan-bangunan tersebut.

Di dalam buku yang ditulis oleh Yustinus Sumantri Hp, SJ itu, disebutkan bahwa ada tujuh keajaiban dunia, yakni: 1) Bisa Melihat 2) Bisa Mendengar 3) Bisa Menyentuh 4) Bisa Menyayangi 5) Bisa Merasakan 6) Bisa Tertawa 7) Bisa Mencintai.

Alangklah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya 'keajaiban'. Sementara kita hanya melihat semua yang dikaruniakan Tuhan kepada kita adalah 'biasa'. Semoga dengan tulisan ini, kita makin diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan kita. Amin

Diambil dari lembar SUARA Gereja Kelsapa, Surabaya, edisi Februari.